Diduga Gara-gara Bantuan Tsunami, Tonga Lockdown Covid-19

Bisnis.com,02 Feb 2022, 16:37 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Citra satelit tsunami yang terjadi di Tonga/BBC

Bisnis.com, JAKARTA – Tonga, yang sekitar 2 pekan lalu dihantam tsunami akibat letusan gunung beraapi bawah laut, akan di-lockdown setelah beberapa kasus Covid tercatat di ibu kota Nuku'alofa.

Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengatakan pada hari Selasa dua pekerja pelabuhan dinyatakan positif. Para pejabat kemudian mengkonfirmasi tiga kasus lagi pada anggota keluarga mereka.

Negara Pasifik Selatan itu sebelumnya berhasil tetap bebas virus.

Wabah itu terjadi ketika orang Tonga mencoba untuk pulih dari letusan gunung berapi dan tsunami yang mematikan yang menewaskan tiga orang dan merusak rumah serta infrastruktur.

Tonga telah menghindari wabah Covid dengan menutup perbatasannya dengan dunia luar pada awal 2020.

Tetapi sejak letusan itu, sejak itu sangat bergantung pada bantuan asing untuk pasokan air minum segar, perlengkapan tempat tinggal, dan peralatan penyelamatan.

Selama ini pengiriman bantuan asing ke sana ditangani dengan protokol tanpa kontak langsung untuk menghentikan penyebaran virus dari luar negeri.

Pemberi bantuan termasuk meninggalkan persediaan berbagai kebutuhan kemanusiaan dalam isolasi selama tiga hari sebelum ditangani oleh orang Tonga.

Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Cina, Prancis, Fiji, dan Inggris semuanya mengirim kapal yang membawa perbekalan.

Namun pekan lalu, wabah Covid melanda HMAS Adelaide, kapal bantuan penting Australia yang menuju negara kepulauan itu, dengan puluhan anggota awak terinfeksi.

Kapal akhirnya berlabuh di pelabuhan ibu kota. Pemerintah Tonga sedang menyelidiki hal itu, tetapi mengatakan tidak yakin ada hubungan dengan kapal tersebut.

Kepala operasi Angkatan Pertahanan Australia mengatakan pada Rabu (2/2/2022) para pekerja yang dites positif telah bekerja di area pelabuhan yang berbeda dengan tempat kapal perang itu berada dan mengatakan "tidak ada bukti" bahwa kasus-kasus itu terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini