Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara kembali mengalami penguatan hingga US$220,10 per metrik ton meski Indonesia telah membuka kembali keran ekspor emas hitam.
Memanasnya harga komoditas ini terjadi usai beberapa hari terakhir terus mengalami pelemahan terbatas.
Bursa ICE Newcastle mencatat harga batu bara untuk kontrak Februari naik ke level US$220,10 per metrik ton pada Rabu (2/2/2022) atau menguat 2 poin dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, batu bara juga mengalami penguatan pada kontrak Maret sebesar 1,60 poin menjadi US$194,10 per metrik ton.
Begitupun batu bara untuk kontrak April masih diperdagangkan pada harga US$179,60 per metrik ton atau melonjak 1,85 poin dari perdagangan sebelumnya.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan mulai mengalirnya pasokan batu bara internasional setelah Indonesia membuka kembali ekspor komoditas tersebut setelah dilarang sepanjang 1 - 31 Januari 2022.
Bahkan beberapa hari sebelumnya, batu bara termal di China telah mengalami peningkatan persediaan hingga mencapai 170 juta ton. Pada saat yang sama, permintaan batu bara di Eropa juga melambat di tengah meningkatnya tren pembangkit listrik tenaga angin di kawasan serta membesarnya pasokan gas.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan bahwa harga komoditas emas hitam tetap menguat tanpa perubahan terlalu signifikan dari harga saat ini.
“Nampaknya [harga] akan menguat tapi perubahan ya tidak terlalu besar, kisaran sekitar US$220 per ton batas atas dan US$150 per ton batas bawahnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/2/2022).
Lebih lanjut penguatan ini disinyalir akibat masih tingginya permintaan batu bara Indonesia bagi sejumlah negara seperti China, India serta kawasan Asia Timur. Kenaikan permintaan ini juga ditopang oleh faktor cuaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel