Emisi Obligasi Multifinance Diramal Kembali Semarak

Bisnis.com,04 Feb 2022, 18:50 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Petugas melayani nasabah di salah satu cabang WOM Finance di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (7/9/2020). /Bisnis-Abdurachman

Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu multifinance yang mengaku akan mulai memperbesar porsi pendanaan dari surat utang pada 2022 ini, yaitu PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF).

Erik Tanudjaja, Financial Planning and Investor Relation Head WOMF mengungkap pada tahun ini akan mulai mengejar capaian seperti periode normal sebelum pandemi, dengan proyeksi menembus Rp5,5 triliun.

Target ini tercatat tumbuh lebih dari 30 persen (yoy), dan terbilang hampir menyamai kinerja pembiayaan baru WOMF di 2019 yang mencapai Rp5,79 triliun.

"Kami masih akan fokus pada pembiayaan multiguna beragunan kendaraan buat masyarakat akar rumput dan UMKM. Separuh dari target tersebut, sumber pendanaannya kami upayakan dari penerbitan obligasi," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) pun kembali berencana menerbitkan surat utang dua sampai tiga kali lagi seperti era sebelum pandemi.

Direktur Keuangan ADMF I Dewa Made Susila menjelaskan strategi ini dibidik karena cost of funds dari pasar modal jauh lebih kompetitif, menilik ADMF sudah dikenal oleh kalangan investor surat utang dan terbukti sanggup mempertahankan rating idAAA walaupun di tengah pandemi sekalipun.

Pasalnya, tahun lalu anak usaha PT Bank Danamon Tbk (BDMN) ini mengandalkan pinjaman dari entitas terafiliasi induk, dan hanya sekali menggelar putaran penerbitan surat utang pada kisaran awal semester II/2021, yaitu Obligasi Berkelanjutan V Tahap II Tahun 2021 senilai Rp1,3 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Tahap II Tahun 2021 senilai Rp200 miliar.

Adapun, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) juga akan mengandalkan penerbitan surat utang untuk merealisasikan target pembiayaan baru menembus Rp6,8 triliun di tahun ini, atau tumbuh di kisaran 35 persen (yoy) dari tahun lalu.

"Komposisi sumber pendanaan kami setiap tahunnya, 60 persen dari surat utang dan 40 persen pinjaman bank. Pada 2021 lalu bahkan menyentuh 62 persen, karena kami coba diversifikasi perdana ke sukuk buat mengakomodasi permintaan pembiayaan berbasis syariah. Tahun ini harapannya akan serupa," ungkap Direktur Bisnis MFIN Christel Lasmana dalam diskusi terbatas bersama media beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini