Harga Minyak Brent Turun Jadi US$92 per Barel

Bisnis.com,07 Feb 2022, 18:22 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Kilang minyak

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak brent turun menjadi US$92 setelah minyak mentah terkerek ke level tertinggi sejak 2014.

Dilansir Bloomberg pada Senin (7/2/2022), harga berjangka di London turun 0,8 persen menjadi US$92,5 setelah sempat menyentuh US$94 per barel pada Senin pagi.

Kilang minyak Galveston Bay milik Marathon Petroleum Corp., yang berkapasitas 593.000 barel per hari di Texas ditutup akibat cuaca dingin.

Berita itu lantas mengerek pasar produk minyak dengan margin minyak naik ke level terkuat sejak April 2020 dan struktur minyak mentah mendingin.

Sementara itu, para trader terus mengamati negosiasi nuklir Iran dengan dilplomat akan kembali ke Wina pada Selasa.

Pada Jumat, Amerika Serikat menandatangani beberapa keringanan sanksi terkait dengan kegiatan nuklir sipil Iran, meskipun Teheran mengatakan masih membutuhkan jaminan dari Washington untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Meskipun minyak mentah telah memulai minggu ini dengan susah payah, struktur pasar minyak telah menunjukkan keseimbangan pasokan dan permintaan terkuat dalam beberapa tahun.

Itu terjadi karena harga rata-rata bahan bakar di AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari 7 tahun dan permintaan US$100 per barel oleh beberapa nama terbesar Wall Street semakin keras.

"Minyak mentah diperdagangkan lebih rendah, dipimpin oleh WTI [West Texas Intermediate]. Potensi kesepakatan nuklir Iran lebih tinggi dibandingkan dengan yang lalu," kata Ole Hansen, Kepala Penelitian Komoditas Saxo Bank.

Saudi Aramco menaikkan harga minyak Arab Light di kawasan tersebut hingga 60 sen dolar AS dari Februari menjadi US$2,8 per barel di atas benchmark yang digunakan.

OPEC+ pekan lalu setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Maret, tetapi kelompok eksportir itu masih berjuang untuk memenuhi janji pasokannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini