PNM Cuan Parah! Laba Usaha Tembus Rp1 Triliun di 2021

Bisnis.com,07 Feb 2022, 14:49 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Karyawati beraktivitas di dekat logo PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengakhiri periode 2021 dengan capaian pertumbuhan pesat di semua lini.

Berdasarkan laporan keuangan PNM yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (7/2/2022), aset perusahaan bagian dari holding Ultra Mikro (UMi) ini mencapai Rp43,71 triliun pada tutup buku 2021, atau tercatat tumbuh 38 persen (year-on-year/yoy) ketimbang tahun sebelumnya.

Pendongkrak pertumbuhan aset PNM tampak disebabkan moncernya lini bisnis utamanya di bidang pembiayaan masyarakat akar rumput lewat Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM), karena total piutang pinjaman yang diberikan naik 46,58 persen (yoy) ke Rp32,37 triliun.

Adapun, dari sisi total pendapatan bunga dan syariah, nilainya naik dari Rp5,6 triliun pada akhir 2020 ke Rp8,42 triliun pada 2021. Karena beban hanya naik tipis dari Rp1,68 triliun ke Rp2,3 triliun, alhasil pendapatan dari bunga dan imbal hasil syariah pun naik signifikan ke Rp6,11 triliun.

Apabila ditambah sumber pendapatan lain seperti manajer investasi, penjualan efek, jasa konsultasi manajemen, dan dikurangi beban usaha keseluruhan, laba usaha PNM mampu menembus Rp1,08 triliun, alias naik 172,1 persen (yoy) ketimbang laba usaha sebelumnya senilai Rp399,13 miliar.

Hasilnya, laba tahun berjalan PNM masih mencapai Rp845,12 miliar. PNM pun mampu memberikan laba tahun berjalan kepada entitas induk, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) alias BBRI, mencapai Rp840,77 miliar.

Dalam laporan ini, jumlah nasabah pembiayaan aktif PNM mencapai 11,18 juta nasabah, dengan jumlah penyaluran pembiayaan mencapai Rp50,15 triliun dan NPL hanya 0,69 persen. Naik secara signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu 7,9 juta nasabah dengan penyaluran Rp27,39 triliun.

Jumlah kantor layanan PNM pun tumbuh dari 3.357 cabang menjadi 3.674 cabang, akibat dorongan ekspansi jangkauan dari PNM dan dampak holding UMi yang memungkinkan PNM bersama BRI dan Pegadaian berbagi layanan secara fisik di cabang tertentu.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengungkap bahwa dari 11,1 juta nasabah aktif tersebut, total penyaluran terkhusus program Mekaar sepanjang 2021 mencapai Rp47,31 triliun, dengan akumulasi sejak berdiri mencapai Rp107,81 triliun, dan NPL hanya 0,089 persen.

"Kami didampingi Holding UMi, akan memulai usaha keras lagi di tahun ini untuk memenuhi harapan Presiden Joko Widodo menargetkan nasabah aktif Mekaar bisa tembus 20 juta pada periode 2024. Maka, lewat kerja sama ketiga entitas, diupayakan nasabah aktif Mekaar bisa mendekati 14 juta nasabah di akhir 2022," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Jokowi sempat membanggakan program ini, karena terbilang cocok diterapkan di Tanah Air, berjalan dengan lancar, dan berhasil memenuhi ekspektasi pemerintah untuk ikut berperan membantu akses permodalan ke sebanyak mungkin pelaku usaha di sektor ekonomi informal Indonesia.

Buktinya, program pembiayaan kolektif untuk para pelaku usaha ultra mikro perempuan di pedesaan besutan PNM ini pun tercatat sudah menghasilkan 633.000 kelompok tanggung-renteng di 5.735 kecamatan, 442 kab/kota, yang mencakup 34 provinsi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini