Bisnis.com, JAKARTA - Melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron tak membuat para pemain kredit otomotif panik, karena kondisi telah berbeda dengan krisis akibat pandemi selama dua tahun belakangan.
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim menjelaskan salah satu perbedaannya, yaitu daya beli masyarakat yang telah membaik dan fakta bahwa kendaraan pribadi justru menjadi penopang mobilitas paling memungkinkan dalam kondisi terkini.
"Jadi saya yakin dampak Omicron tidak akan sejelek seperti [lonjakan Covid-19 varian Delta] di tahun lalu, karena masyarakat sudah masuk fase adaptasi dengan pandemi. Keyakinan orang untuk membeli mobil pun masih ada dan justru menguat karena kebutuhan," ujarnya, Senin (7/2/2022).
BCA Finance sendiri masih bertahan dengan target pertumbuhan 14-15 persen (year-on-year/yoy) di tahun ini, alias menyentuh Rp28 triliun, karena masih berada dalam rentang proyeksi paling konservatif.
Sedikit berbeda, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF) Ristiawan Suherman melihat bahwa apabila Omicron mengganas, permintaan mobil segmen kelas menengah ke atas masih bisa bertahan, namun mobil segmen menengah kebawah memang ada kemungkinan menjadi lesu.
Oleh sebab itu, CNAF masih akan fokus mengakomodasi segmen mobil dengan harga Rp260 juta - Rp300 jutaan, dan optimistis bisa meneruskan pertumbuhan pembiayaan tahunan yang masih konsisten sejak awal pandemi Covid-19 lalu ke kisaran Rp4,8 triliun.
Adapun, buat pemain kendaraan roda dua, Direktur Bisnis PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) Christel Lasmana menilai bahwa pihaknya masih percaya diri mampu membidik pertumbuhan pembiayaan ke Rp6,8 triliun atau 35 persen (yoy) ketimbang tahun lalu walaupun ada potensi lonjakan kasus Omicron.
Pasalnya, MFIN didominasi debitur yang berada di wilayah Tier II dan III luar Jawa, bahkan 50 persen portofolio pembiayaan berada di kawasan Indonesia Timur. Oleh sebab itu, debitur ini dipercaya lebih resilience dari dampak pandemi, karena penularan Covid-19 lebih rentan buat masyarakat yang berdomisili di kota besar.
Direktur Utama PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) Harjanto Tjitohardjojo mengungkap optimisme serupa terkait minimnya potensi Covid-19 varian Omicron kembali mengganggu industri pembiayaan.
"Kami yakin untuk dampak Omicron dampaknya buat multifinance tidak seberat seperti lonjakan kasus-kasus pandemi lalu. Kalau mengganas dan berdampak debitur menunda [transaksi] pun, kami prediksi paling lambat di Mei sudah selesai dan mulai ramai lagi," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Sales & Distribusi PT Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis berharap besar dampak Omicron tidak mengganjal momentum permintaan kredit mobil baru yang tengah tertolong oleh insentif berbagai insentif di awal tahun ini.
"Tadinya kami yakin kuartal I/2021 ini akan menjadi momentum rebound kredit kendaraan. Tapi kita lihat kondisinya bagaimana, tapi kami proyeksikan tidak separah seperti dahulu yang masih berdampak besar ke kondisi ekonomi para debitur, sehingga belum berani berganti kendaraan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel