Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menciptakan kinerja apik sepanjang 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp28,03 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 66,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan performa positif itu didorong oleh strategi perseroan untuk fokus ke segmen high yield, yang membuat margin bunga bersih (NIM) stabil di level 5 persen.
Selain itu, lanjutnya, kehadiran Livin’ dan Kopra by Mandiri, serta smart branches mampu menjaga performa komposisi dana murah (CASA) dari emiten berkode BMRI ini, yang akhirnya berdampak pada penurunan cost of fund (CoF).
“Performa laba bersih juga didorong oleh tren penurunan beban provisi, yang turun ke Rp19,5 triliun atau turun 21,4 persen yoy. Angka tersebut setara dengan cost of credit (CoC) sebesar 2,1 persen dibanding 2020 yang sebesar 2,5 persen,” tulis Nico dalam risetnya, dikutip Selasa (8/2).
Nico menambahkan bahwa segmen high-yield akan menjadi penggerak pertumbuhan kredit ke depannya. Perseroan sepanjang 2021 membukukan kredit secara konsolidasi senilai Rp1.050,16 triliun, naik 8,86 persen yoy. Adapun portofolio kredit masih didominasi segmen korporasi.
“Namun, patut dicermati bahwa segmen ini terus mencatatkan penurunan imbal hasil atau yield. Sementara itu, segmen lain seperti mikro berkontribusi 12,6 persen menjadi pendorong pertumbuhan, tercatat tumbuh 9,3 persen, yang didorong oleh KUR, KUM dan juga KSM.”
Dari komposisi sektor, pertumbuhan di segmen korporasi didominasi oleh energi dan air, metal mining, serta infrastruktur. Untuk segmen komersial didominasi oleh crude palm oil (CPO), jasa keuangan, dan transportasi air.
Di sisi lain, ekspansi digital juga masih akan menjadi salah satu katalis positif untuk kinerja BMRI ke depan. Pada kuartal keempat 2021, BMRI mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.291 triliun atau naik 6,4 persen persen secara kuartalan.
Pertumbuhan deposito juga tercatat turun signifikan karena kondisi likuiditas yang masih kuat serta fokus Bank Mandiri untuk mengejar dana murah. Adapun, CASA tercatat tumbuh ke 74,0 persen dibandingkan 68,5 persen pada 2020.
“Performa positif DPK ini, membawa LDR BMRI turun ke 80 persen dari 83 persen lewat performa yang positif dari super app Livin, dengan jumlah download yang telah mencapai 7,5 juta sejak peluncuran di Oktober 2021. Kami melihat dengan upcoming features seperti akses terhadap produk investasi akan menjadi katalis positif untuk ke depannya,” tutur Nico.
Nico merekomendasikan beli untuk saham BMRI dengan target harga Rp8.600 per saham. Menurutnya, rekomendasi positif ini didorong oleh perbaikan performa kredit, NIM yang stabil, dan efisiensi yang dilakukan BMRI. Selain itu, masih adanya ruang penurunan CoF, tren positif pertumbuhan CASA, serta perbaikan kualitas aset dari penurunan NPL dan LAR.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (8/2/2022), saham Bank Mandiri berakhir di level Rp7.625, atau naik 1,67 persen dari harga penutupan sebelumnya. Dalam enam bulan terakhir, sahamnya sudah meroket 32,03 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel