IHSG Sesi I Melejit 0,58 Persen, Asing Berburu Saham BBCA, BBRI & BBNI

Bisnis.com,09 Feb 2022, 11:54 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (9/2/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.828,87 atau menguat 0,58 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 6.840,39.

Tercatat, 240 saham menguat, 263 saham melemah dan 164 saham bergerak stagnan. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign buy Rp453,75 miliar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp214,2 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp142 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp100,6 miliar.

Adapun, saham-saham yang menjadi 3 top gainers teratas adalah PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. (IATA), PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK) dan saham PT Dharma Samudera Fishing Tbk. (DSFI). Ketiganya masing-masing melejit 33,33 persen, 29 persen dan 23,66 persen.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menuturkan kuatnya pertumbuhan earnings yang dilaporkan emiten di bursa Amerika seperti Amgen, Harley-Davidson, Chegg, DuPont dan Cenetene menjadi faktor pendorong Indeks DJIA menguat sebesar 1,06 persen pada Selasa waktu setempat. 

"Jika dikombinasikan dengan penguatan EIDO sebesar 0,25 persen padahal IHSG Selasa ditutup turun 0,23 persen serta penguatan kembali harga batu bara sebesar 4,17 persen dan emas naik 0,28 persen menjadi katalis bagi perdagangan Rabu ini," jelasnya, Rabu (9/2/2022).

Di sisi lain, terdapat gempuran sentimen negatif seperti turunnya harga sejumlah komoditas diantaranya, minyak turun 2 persen, CPO turun 1,55 persen, dan nikel turun 1,52 persen.

Selain itu, kembali naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun ke level 1,965 persen dan naiknya yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun ke level 6,589 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini