Laba Bersih BCA (BBCA) Rp31,4 Triliun, Lo Kheng Hong: Luar Biasa!

Bisnis.com,09 Feb 2022, 08:34 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong memuji kinerja PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mampu membukukan laba bersih Rp31,4 triliun tahun lalu.

"Pertama-tama saya mau mengucapkan selamat kepada Pak Jahja [Dirut BCA Jahja Setiaatmadja] sudah mengelola bank BCA dengan baik sehingga pada 2021 BCA dapat membukukan laba Rp31,4 triliun. Luar Biasa, Pak!," ujarnya dalam IG Live yang ditayangkan akun Instagram @bca_sekuritas, Selasa (8/2/2022).

Pada 2021, emiten bank dengan sandi BBCA ini membukukan peningkatan laba sebesar 15,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp31,4 triliun. Kredit juga mengalami pertumbuhan hingga 8,2 persen yoy sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional.

Menurut Lo Kheng Hong, Laba yang dibukukan BCA tahun lalu menjadi capaian tertinggi di antara semua bank di Indonesia.

"Bahkan, BRI, Bank Mandiri, BNI bahkan bank-bank swasta lainnya tidak ada yang bisa membukukan laba sebesar Bank BCA. Luar biasa, Pak!," ucap pria yang akrab disapa Pak Lo tersebut.

Dia juga juga mengucapkan selamat kepada direksi BCA karena emiten berkode saham BBCA tersebut menjadi perusahaan yang paling dihargai di Bursa Efek Indoensia.

Pria yang sering disebut Warren Buffet Indonesia tersebut mengatakan kapitalisasi pasar BBCA telah mencapai Rp952 triliun hingga saat ini.

"Jadi BCA adalah perusahaan yang sangat dihargai oleh investor di BEI," imbuh Pak Lo.

Di acara yang sama, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengaku bahwa pencapaian perseroan pada 2021 di luar dari ekspektasi.

Jahja mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2021, pihaknya memprediksi laba bersih BBCA hanya naik 8 persen sepanjang tahun. Dia mengaku tidak terlalu optimistis karena kondisi Indonesia masih diselimuti oleh pandemi Covid-19.

“Kemudian, kami lihat kredit berat sekali, paling 6 persen bisa growth. Tetapi, waktu itu kalau profit dikatakan 15,8 persen, kredit growth itu 8,2 persen, waduh, itu dia that is my dream,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini