Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan membentuk ekosistem yang tepat dalam menjawab tantangan di era digitalisasi perbankan melalui pengembangan Livin' by Mandiri.
Direktur IT Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan sebagai bank pelat merah serta bank konvensional, perseroan dinilai memiliki pengalaman untuk membawa ekosistem yang tepat ke dalam aplikasi super Livin’ by Mandiri.
Dia menyatakan bahwa daripada membentuk bank digital secara anorganik, Bank Mandiri memilih untuk mengembangkan aplikasi Livin' dengan tiga komponen besar yang menjadi penopang. Salah satunya adalah menciptakan ekosistem terbuka.
“Kami meyakini bahwa bank untuk bisa maju sembari bersaing adalah kemampuan untuk berkolaborasi,” ujarnya dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).
Dengan menerapkan ekosistem terbuka, lanjutnya, Bank Mandiri diharapkan tidak hanya menjadi bank yang fokus pada sektor keuangan. Lebih dari itu, perseroan ingin menjelma sebagai bank yang mampu menjawab kebutuhan gaya hidup masyarakat urban.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga menyatakan bahwa perseroan belum ada rencana untuk mengakuisisi bank kecil. Sebab, saat ini, Bank Mandiri tengah fokus menggarap transformasi digital melalui pengembangan Livin’.
“Kami masih fokus mengembangkan transformasi digital melalui pengembangan super apps Livin’ by Mandiri untuk layanan ritel banking dan super platform untuk layanan wholesale digital bank,” tuturnya.
Darmawan menuturkan, jumlah pengguna Livin’ sudah lebih dari 10 juta pengguna. Nilai transaksi yang dilakukan atau cross transaction value pada aplikasi tersebut sudah mencapai Rp1.700 triliun, sementara Kopra by Mandiri tembus Rp11.000 triliun.
Dengan capaian tersebut, Darmawan menuturkan keberadaan digitalisasi di dalam perseroan dirasa sudah cukup bersaing dengan digital perbankan lain. Hal itu menjadi alasan Bank Mandiri belum memiliki rencana untuk mengakuisisi bank kecil.
Sepanjang 2021, Bank Mandiri membukukan pendapatan non bunga atau non-interest income secara konsolidasi sebesar Rp32,27 triliun pada tahun lalu. Capaian ini tumbuh 9 persen dibandingkan 2020, yang mencatatkan nilai Rp29,60 triliun.
Dari jumlah itu, E-channel berkontribusi Rp2,84 triliun, meningkat 20,1 persen dibandingkan 2020 yaitu Rp2,36 triliun. Nilai tersebut ditopang oleh layanan Livin’ by Mandiri, SMS, dan internet banking yang tumbuh 48,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,43 triliun.
Adapun, Layanan ATM tercatat mengalami penurunan sebesar 10,8 persen menjadi Rp617 miliar. Sementara itu, layanan E-channel lain menyumbang Rp793 miliar atau meningkat sebesar 11,4 persen secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel