Bisnis.com, JAKARTA — Dalam sedekade terakhir, dorongan pasar untuk komoditas pertanian yang berkelanjutan terus dikumandangkan. Kelapa sawit tak luput jadi sasaran seruan ini. Korporasi besar diharapkan hanya memasok dan memperdagangkan sawit bersertifikat demi menjamin berhentinya alih fungsi hutan untuk perkebunan.
Standar keberlanjutan dinilai bisa menjadi solusi untuk mengurai masalah ini. Salah satunya dengan implementasi sertifikasi yang diakui baik oleh eksportir maupun pasar.
Salah satu standar terkemuka yang diterima secara luas adalah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Tetapi, penetrasi dari sertifikasi RSPO terbilang rendah. Hanya 19 persen produksi minyak sawit dunia yang telah mengantongi sertifikat berkelanjutan RSPO dalam kurun 2005 sampai 2019.