Dampak Tapering the Fed Mulai Terlihat, BI Jaga Nilai Tukar dan Yield SBN

Bisnis.com,10 Feb 2022, 23:20 WIB
Penulis: Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), /Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa dampak dari normalisasi kebijakan moneter The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), ke pasar keuangan domestik mulai terlihat.

Dia mengatakan, salah satunya adalah kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury atau obligasi pemerintah AS, bahkan menuju 1,9 persen, dan diperkirakan masih akan meningkat.

Hal ini kemudian berdampak pada aliran portofolio asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan tingkat suku bunga SBN.

“Sementara aliran portofolio asing ke saham masih berlanjut dengan melihat prospek ekonomi Indonesia yang akan semakin membaik,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2/2022).

Meski mengalami peningkatan, Perry mengatakan kenaikan yield SBN cenderung terbatas. Nilai tukar rupiah pun kata dia masih tetap terkendali sesuai dengan mekanisme pasar.

“Kenapa demikian? Kita lihat meskipun yield US treasury mengalami peningkatan, tapi nilai tukar dolar dari waktu ke waktu mengalami pelemahan dan itu mendukung stabilitas nilai tukar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Perry mengatakan, nilai tukar rupiah secara fundamental juga didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah dan surplus neraca pembayaran yang akan tetap besar.

Berdasarkan asesmen BI, meskipun suku bunga the Fed dan yield US Treasury mengalami peningkatan, dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar rupiah dan kenaikan yield SBN di dalam negeri masih relatif terkendali.

“BI akan terus memastikan bahwa nilai tukar akan tetap terjaga stabil untuk mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan, dan pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini