Menko Polhukam Mahfud Soal Wadas: Polisi Dilema

Bisnis.com,11 Feb 2022, 00:20 WIB
Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Aparat kepolisian tangkap warga Desa Wadas. /IG @wadas_melawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengimbau Polri agar tetap profesional dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) selama menjalankan tugas di lapangan. Salah satunya, menurut Mahfud, ketika dihadapkan dengan warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Timur yang menolak pemukimannya dijadikan lokasi pertambangan.

Mahfud mengatakan bahwa Polri harus menjadi polisi sipil yang melayani dan melindung serta menghormati HAM. Namun Polri seringkali dihadapkan dengan posisi sulit ketika menjalankan tugasnya di lapangan.

"Polri menghadapi dilema saat melihat situasi dan perkembangan masyarakat yang kini semakin demokratis, semakin terbuka, semakin mudah dikontrol, sehingga menghadapi dilema, misalnya kalau tidak bertindak dituding tidak bertanggung jawab,tetapi kalau bertindak bisa dituding melanggar HAM," tutur Mahfud dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (10/2).

Mahfud menilai apa yang dilakukan Polri terhadap puluhan warga Desa Wadas Purworejo Jawa Timur bukanlah tindakan sewenang-wenang, tetapi Polri melakukan tindakan yang terukur.

"Tapi seumpama Polri diam, dianggap membiarkan keributan yang bisa saja itu menimbulkan korban. Itulah pentingnya berpedoman pada prinsip penegakan hak asasi manusia," katanya.

Adapun Situasi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo dikabarkan kembali mencekam. Sebanyak 10 truk yang mengakut sejumlah personel dari kepolisian dilaporkan kembali mendatangi desa tersebut pada Kamis (10/2/2022) pagi.

Informasi tersebut disampaikan oleh Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) melalui akun Instagramnya. "Kondisi Terkini Wadas. Pagi ini datang lagi 10 truk polisi yg membawa serta personil aparat kepolisian, sampai saat ini Wadas masih dikepung aparat polisi dan preman-preman. Kondisi sangat mencekam," tulisnya.

Tak lama setelah kedatangan aparat dari kepolisian itu, Gempadewa kembali menginformasikan bahwa kedatangan aparat kepolisian tersebut ternyata untuk melakukan intimidasi kepada warga yang menolak penambangan batu andesit tersebut.

Para aparat keamanan itu mendatangi rumah-rumah warga yang kontra tambang dan memaksa mereka menandatangi persetujuan tambang di desanya.

Sementara itu, Polri mengklaim tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan bahkan menegaskan aktivitas pengukuran di Desa Wadas, berjalan kondusif dan aman.

"Selama pelaksanaan pengukuran tahap satu tidak ada terjadi kekerasan anggota Polri kepada masyarakat dan kegiatan berjalan lancar," kata Ramadhan, Rabu (9/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini