Harga Emas Menguat 5 Hari Beruntun, Daya Tarik Terangkat Lonjakan Inflasi AS

Bisnis.com,11 Feb 2022, 06:35 WIB
Penulis: Newswire
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (10/2/2022) waktu New York, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah. 

Mengutip Antara, Jumat (11/2/2022), lonjakan harga konsumen AS untuk Januari 2022 mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di US$1.837,40 per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Sehari sebelumnya, Rabu (9/2/2022), emas berjangka bertambah US$8,70 atau 0,5 persen menjadi US$1.836,60, setelah naik US$6,10 atau 0,3 persen menjadi US$1.827,90 pada Selasa (8/2/2022), dan terangkat US$14 atau 0,8 persen menjadi US$1.821,80 pada Senin (7/2/2022).

"Lingkungan suku bunga yang meningkat tidak menekan pasar emas. Namun, di sisi lain itu adalah konfirmasi dari tren inflasi yang sedang berlangsung yang kami yakini merupakan dorongan fundamental yang mendasari di balik pergerakan emas baru-baru ini," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya tergelincir ke level terendah satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Kenaikan emas menggarisbawahi statusnya sebagai komoditas safe-haven, dan lindung nilai inflasi yang efektif," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga yang dihasilkan akan meningkatkan peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Indeks harga konsumen AS melonjak 7,5 persen dalam 12 bulan hingga Januari, kenaikan secara tahunan terbesar sejak 1982, melampaui ekspektasi kenaikan 7,3 persen.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melampaui 2,0 persen untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun.

"Saya kira dengan pelaku pasar yang sekarang memperkirakan enam kenaikan suku bunga tahun ini, ada beberapa kekhawatiran bahwa hal itu mungkin berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, dan itu mendukung harga emas," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini