Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. (MEGA) milik konglomerat Chairul Tanjung (CT) akan menggelar paparan publik kinerja keuangan perseroan untuk periode tahun 2021 pada 25 Februari 2022.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Sabtu (12/2/2022), perseroan akan menggelar paparan publik pukul 10.00 WIB hingga selesai melalui aplikasi Zoom. Paparan tersebut akan dilaksanakan di Studio CNBC Indonesia.
Sebagai gambaran, hingga kuartal III/2021, bank milik taipan Chairul Tanjung atau CT ini membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau dari Rp1,76 triliun menjadi Rp2,53 triliun.
Sementara itu, laba sebelum pajak naik sebesar 42 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,14 triliun dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu, Rp2,21 triliun.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menjelaskan pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 25 persen yoy menjadi Rp3,71 triliun. Adapun perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,97 persen.
Kontributor lainnya adalah tumbuhnya fee based income sebesar 6 persen yoy, atau dari Rp1,64 triliun pada kuartal III/2020 menjadi Rp1,73 triliun pada tahun ini. Selain itu, penurunan biaya operasional bank sebesar 3 persen turut menyumbang kenaikan laba.
“Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Mega dalam menjalankan program efisiensi dan transformasi digital,” ujar Kostaman.
Pada September 2021, total aset Bank Mega sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) mencapai Rp119,77 triliun. Jumlah ini naik 7 persen jika dikomparasikan dengan posisi Desember 2020 yang membukukan aset Rp112,20 triliun.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat naik 8 persen secara ytd menjadi Rp85,83 triliun. Raihan ini dikontribusi oleh tabungan dan deposito, yang masing-masing membukukan peningkatan sebesar 11 persen serta 10 persen.
Seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia, Bank Mega juga mampu meningkatkan penyaluran kredit sebesar 11 persen ytd menjadi Rp53,94 triliun. Kredit korporasi menjadi penopang pertumbuhan ini dengan raihan Rp32,74 triliun atau tumbuh 25 persen ytd.
Di sisi lain, efisiensi operasional lewat inovasi digital dan otomasi membuat rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), turun 60,09 persen. Capaian ini membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, 70,98 persen.
Bank Mega juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada kuartal III/2021 menjadi 28,20 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni 26,01 persen.
Adapun rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 3,66 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya, 2,92 persen. Sementara itu, rasio ROE perseroan per September 2021 mencapai 20,21 persen, naik dari periode yang sama pada tahun lalu, 15,67 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel