Impor Menggeliat, Transaksi Berjalan Diramal Bakal Defisit

Bisnis.com,13 Feb 2022, 18:38 WIB
Penulis: Maria Elena
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan kembali mencatatkan defisit pada tahun ini.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan bahwa neraca perdagangan pada 2022 akan mengalami penyusutan seiring dengan kinerja impor yang akan mengejar ekspor.

Kondisi ini sejalan dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik, meskipun ada tekanan sementara dari penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Di samping itu, dia memperkirakan harga komoditas akan tetap relatif tinggi pada semester pertama tahun 2022, namun cenderung menjadi normal menjelang akhir 2022, sehingga membatasi kinerja ekspor.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan saldo transaksi berjalan pada tahun 2022 akan kembali mencatat defisit,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (12/2/2022).

Faisal memperkirakan, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) 2022 akan mencapai -2,15 persen dari PDB.

Meski mengalami peningkatan, perkiraan defisit pada tahun ini lebih kecil dari rata-rata tingkat 3 tahun pra-pandemi Covid-19 sebesar -2,22 persen dari PDB.

Adapun, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan tetap rendah dalam kisaran 1,1 persen hingga 1,9 persen dari PDB.

Masih rendahnya CAD akan mendukung kinerja neraca pembayaran Indonesia, di samping neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap surplus, terutama dalam bentuk penanaman modal asing, sejalan dengan semakin membaiknya iklim investasi di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini