Bisnis.com, JAKARTA — Pesta harga komoditas atau commodity supercycle tidak mampu menjadi penyelamat untuk kinerja keuangan perusahaan pertambangan global seperti Rio Tinto Group, Vale SA, dan BHP Group Ltd.
Anomali itu terefleksi dari data sejumlah raksasa tambang global yang melaporkan penurunan keuntungan pada paruh kedua tahun lalu. Korporasi yang bernasib malang di antaranya raja bijih besi Rio Tinto Group, Vale SA, dan BHP Group Ltd.
Bloomberg mencatat, gabungan keuntungan perusahaan-perusahaan tersebut pada paruh kedua tahun lalu hanya US$73 miliar, jauh di bawah realisasi pada 6 bulan pertama 2021 yang mencapai US$82 miliar. Kenaikan harga di pasar global pun tak mampu memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis.