BRI (BBRI) Group Raih 31,1 Juta Nasabah Kredit Mikro pada 2021

Bisnis.com,14 Feb 2022, 14:47 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Nasabah berada didekat logo bank BRI di Jakarta. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat pertumbuhan jumlah nasabah pinjaman segmen mikro sepanjang tahun lalu, baik secara individual maupun konsolidasian.

Berdasarkan data perseroan, jumlah nasabah pinjaman pada sektor tersebut tumbuh 13,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), atau dari 11,7 juta pada 2020 menjadi 13,3 juta tahun lalu.

Secara konsolidasian, jumlah nasabah kredit mikro di BRI Group sepanjang 2021 tembus 31,1 juta. Secara rinci, emiten bank dengan kode BBRI ini mendapat tambahan 6,6 juta nasabah dari Pegadaian dan 11,2 juta nasabah dari PNM.

“Untuk jumlah nasabah yang bank saja ada kenaikan yang tinggi, double digit juga. Ini menunjukan pelaku usaha sudah semakin percaya diri untuk menambah modal dan memutar usahanya,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Senin (14/2/2022).

Tahun lalu, BRI secara bank only menyalurkan kredit di segmen mikro sebesar Rp351,4 triliun atau tumbuh 13 persen yoy. Segmen mikro menjadi sumber pertumbuhan bisnis utama karena menguasai 42,06 persen total portofolio kredit yang disalurkan BRI, yakni Rp943,70 triliun.

Secara konsolidasian, penyaluran kredit mikro BRI pada 2021 mencapai Rp483,89 triliun. Realisasi ini berkontribusi sekitar 46,4 persen terhadap total portofolio kredit BRI Group yang mencapai Rp1.042,87 triliun pada tahun lalu.

Supari menuturkan pada tahun 2020 dan 2021, perseroan menerapkan strategi ‘Business Follow Stimulus’ yang akhirnya mampu menghasilkan pertumbuhan dua digit dari kredit mikro.

“Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2022, kami optimistis akan kembali mendorong permintaan kredit sehingga tahun ini diproyeksikan pertumbuhan bisnis akan lebih baik,” kata Supari.

Sementara itu, Direktur Digital dan Informasi Teknologi BRI, Indra Utoyo, mengatakan BRI terus berupaya memperkuat identitas sebagai micro finance, bank mikro, dan bank UMKM yang berfokus kepada transformasi digital serta culture.

Untuk memperkuat aspek digital itu, kata Indra, perseroan menerapkan model bisnis hybrid banking, yakni konsep transformasi yang memadukan aspek digital dan kehadiran jaringan.

Hal itu dilakukan mengingat BRI merupakan bank dengan jaringan terbesar di Indonesia, sehingga kehadiran kantor cabang, agen laku pandai, dan financial advisors seperti Relation Manager (RM), Account Officer (AO), atau Mantri BRI tetap dibutuhkan.

Dari sisi Informasi dan Teknologi (IT), BRI juga memperkuat aspek big data dan kecerdasan buatan (AI). Menurut Indra, platform operating model harus ditingkatkan dari sisi governance sehingga lebih lincah, serta diiringi oleh penguatan talenta digital.

“KUR [Kredit Usaha Rakyat] digital menjadi salah satu contoh digitalisasi core system atau core product. Dengan adanya KUR digital, jangkauan nasabah bisa semakin luas terutama untuk sektor UMKM dan mikro,” pungkasnya.

Dengan penerapan itu, penyaluran KUR emiten bank dengan kode BBRI ini mencatatkan realisasi senilai Rp194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah.

Jumlah itu mencapai 99,65 persen dari kuota KUR yang ditetapkan pemerintah dan dialokasikan kepada perseroan. KUR BRI sepanjang 2021 juga tercatat naik 40,7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan penyaluran per Desember 2020 yang mencapai Rp138,5 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini