Bisnis.com, JAKARTA – Panin Sekuritas merekomendasikan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) sebagai salah satu saham pilihan bagi para investor.
Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens, mengatakan kinerja BTN pada 2021 melampaui ekspektasi Panin Sekuritas ataupun konsensus.
Sepanjang tahun lalu, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp2,37 triliun sepanjang 2021, naik 48,3 persen secara tahunan. Adapun, BBTN membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp13,2 triliun, naik 44,7 persen.
Nico mengatakan hal tersebut didorong oleh penurunan cost to income ratio, serta tren penurunan cost of fund. Namun patut dicermati bahwa, cost of credit (CoC) perseroan meningkat ke 1,4 persen pada 2021 guna mengantisipasi potensi memburuknya kredit restrukturisasi.
“Kami masih merekomendasikan buy dengan target price Rp2.300 di mana valuasi berdasarkan tiga tahap Dividend Discounted Model, biaya ekuitas pertumbuhan transisi 10,5 persen, biaya pertumbuhan ekuitas stabil 9,5 persen,” tulis Nico dalam risetnya dikutip Selasa (15/2/2022).
Nico menambahkan rekomendasi positif itu didorong oleh tiga faktor. Pertama, tren positif pertumbuhan kredit, ruang perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM), serta perbaikan kualitas aset.
Pada tahun lalu, penyaluran kredit BTN tumbuh 5,66 persen menjadi Rp274,83 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) Gross turun ke level 3,70 persen dan Net turun dari 2,06 persen ke 1,20 persen.
Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan sebesar 8,25 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp130,68 triliun pada 2021. Adapun realisasi di tahun 2020 sebesar Rp120,72 triliun.
KPR non-subsidi juga naik 4,14 persen yoy menjadi Rp83,25 triliun. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat BBTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90 persen, sementara KPR secara nasional dikuasai sekitar 40 persen.
Pertumbuhan penyaluran kredit ikut berdampak pada pendapatan bunga atau net interest income (NII) BTN yang naik 44,7 persen menjadi Rp13,20 triliun pada 2021. Kenaikan NII berdampak pada margin bunga bersih (NIM) yang melaju dari 3,06 persen ke level 3,99 persen.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) BTN sepanjang tahun lalu mencapai Rp295,98 triliun. Capaian tersebut naik 6,03 persen dibandingkan perolehan tahun 2020 sebesar Rp279,14 triliun.
Dari jumlah DPK, komposisi dana murah naik 319 basis poin dari 41,11 persen menjadi 44,3 persen. Peningkatan dana murah membuat cost of fund BBTN hingga 2021 turun signifikan sebanyak 166 bps menjadi 3,13 persen dibandingkan 2020 yang masih 4,79 persen.
Dengan kenaikan kredit yang cukup signifikan tersebut mendongkrak aset BTN tumbuh sebesar 2,95 persen dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp371,86 triliun di 2021.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel