Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan multifinance PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) menutup tahun 2021 dengan kinerja positif dari sisi operasional maupun keuangan.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan bahwa pertumbuhan solid pada tahun lalu merupakan buah adaptasi pemulihan bisnis, di tengah bayang-bayang pandemi Covid-19 yang sempat memuncak pada kuartal III/2021, yaitu varian Delta.
Sepanjang 2021, BFI Finance mencetak nilai pembiayaan baru (booking) sebesar Rp13,7 triliun atau mengalami kenaikan 79,8 persen (year-on-year/yoy) dan 30,2 persen (quarter-to-quarter/qtq).
"Kenaikan booking ini yang cukup besar di kuartal IV/2021 seiring dengan pulihnya kondisi pandemi serta peningkatan aktivitas bisnis pada umumnya," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/2/2022).
Sebagai perbandingan, booking BFIN ketika era pandemi atau periode 2020 hanya Rp7,6 triliun, merosot hingga 52,2 persen (yoy) dari capaian 2019 yang menyentuh Rp15,89 triliun.
Sejalan dengan itu, BFIN berhasil meningkatkan performa bisnisnya sepanjang tahun 2021 lewat capaian laba setelah pajak yang meningkat 61,3 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1,13 triliun.
Selain itu, return on assets (RoA) dan return on equity (RoE) masing-masing berada di level 9,6 persen dan 16,2 persen.
Sementara rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) dari total piutang yang dikelola tercatat turun dari 1,72 persen menjadi 1,25 persen. Angka ini terbilang rendah dibandingkan rata-rata industri multifinance sebesar 3,53 persen per 31 Desember 2021.
"NPF coverage mencapai 4,6 kali dari rasio NPF bruto sebesar 1,25 persen, sementara itu NPF neto kami sangat rendah, hanya di angka 0,23 persen. Semua rasio keuangan tengah bergerak positif dan didukung dengan pencadangan yang hati-hati, meskipun kualitas aset terus membaik," tambah Sudjono.
Catatan positif juga ditorehkan pada total aset dan piutang pembiayaan bersih. Sampai penghujung 2021, BFI Finance telah membukukan aset senilai Rp15,6 triliun dengan piutang pembiayaan dikelola Rp14,6 triliun, atau meningkat sebesar 4,5 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, terkait restrukturisasi piutang, kurvanya terus menurun. Per 31 Desember 2021, outstanding piutang yang direstrukturisasi tercatat turun hingga sebesar 71,7 persen dari angka tertinggi di kuartal III/2020, di mana 83,0 persen di antaranya telah telah kembali ke angsuran normal. Piutang restrukturisasi yang tersisa ini ditargetkan dapat diselesaikan seluruhnya di tahun mendatang.
"Selama hampir 40 tahun BFI Finance beroperasi, kami telah melewati banyak fase naik-turunnya kondisi bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Kiat kami tak lain adalah dengan terus adaptif dan agile dalam menghadapi segala ketidakpastian. Saat ini nilai kapitalisasi pasar perusahaan terus meningkat sejalan dengan kepercayaan pasar dan didukung oleh likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bisnis ke depannya," kata Sudjono.
Terkini, perusahaan menyambut gembira rencana pemegang saham utama BFI Finance, Trinugraha Capital, yang mengajukan Tender Offer Sukarela untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di BFI Finance dengan terus menjaga status Perusahaan sebagai perusahaan terbuka, serta hadirnya Bravo Investments Ltd. yang dikendalikan oleh Jerry Ng sebagai calon pemegang saham pengendali tidak langsung.
Perusahaan yakin bahwa dengan dukungan penuh dari seluruh pemegang saham dan stakeholders, BFI Finance akan semakin solid dalam mengembangkan bisnisnya di tahun-tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel