Tempe dan Tahu Melambung Tinggi, Harga Kedelai Impor Tembus Rp13 Ribu per Kg

Bisnis.com,17 Feb 2022, 13:31 WIB
Penulis: Restu Wahyuning Asih
Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor yang kini harganya naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.300 per kilogram di sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, SOLO - Harga tahu dan tempe dipasaran diprediksi mengalami kenaikan harga pada pekan depan.

Kenaikan ini dipengaruhi dari harga kedelai yang berada level US$1.586 per bushel atau naik 0,62 persen.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya melaporkan ada kenaikan harga kedelai impor di dalam negeri seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari Kemendag, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 per bushel atau sekitar Rp11.240 per kg.

Menanggapi Kemendag, Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ayep Zaki mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai ini disebabkan juga karena ketergantungan Indonesia sebagai negara pengimpor kedelai.

“Apabila terjadi perlambatan ekonomi di negara tersebut yang disebabkan berbagai hal, secara otomatis akan berdampak pula pada negara pengimpor," ungkap Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ayep Zaki dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).

Sebagai pelaku pertanian yang secara terus menerus menggeluti dunia pertanian sejak 2005 sampai sekarang, Ayep menegaskan urusan pangan sebaiknya secara maksimal Indonesia harus mampu memproduksi sendiri.

Melansir dari hargajateng.org, rata-rata kedelai per kg berada di angka Rp11-13 ribu per kg.

Dari data yang diinput, harga kedelai lokal di Surakarta mencapai Rp11,833 per kg-nya. Sedangkan harga kacang kedelai impor berada di angka Rp13,333 per kg pada hari ini, Kamis (17/2/2022).

Pedagang pun mengeluhkan harga yang semakin tinggi menyebabkan produksi menurun.

Apabila harga kedelai terus melambung, produsen tempe dan tahu pun terpaksa harus menutup sementara pembuatan bahan pangan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini