Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanggulangan Pandemi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menilai puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di Indonesia belum terlewati.
Menurutnya, terburu-buru dalam menyimpulkan puncak kasus terlewati dikhawatirkan akan membuat publik menjadi lengah di tengah kasus Covid-19 yang kian tinggi. Apalagi, Indonesia kembali mencatatkan rekor penambahan kasus konfirmasi Covid-19 pada Rabu (16/2) kemarin yaitu 64.718 kasus dan 167 yang meninggal.
“Betul rumah sakit tidak kewalahan. Tapi jangan buru-buru nyatakan kita sudah di puncak gelombang dan menuju turun. Nanti publik bisa mispersepsi,” kata Zubairi dikutip akun twitternya, Kamis (17/2/2022).
Zubairi juga mengatakan bahwa saat ini kasus Covid-19 Indonesia sudah melewati India. Zubairi berpendapat, hal tersebut harus jadi pengingat agar Covid-19 tidak semakin merajalela.
“Jumlah kasus Covid-19 satu minggu terakhir di Indonesia cukup tinggi: 321.235. Bahkan negara ini menyalip India dengan menempati peringkat 12—menurut data Worldometers. Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah," ujarnya.
Kasus Covid-19 naik 64.718 pada Rabu (16/2). Penambahan tertinggi di Provinsi Jawa Barat (Jabar) 15.196 orang. Dikutip dari data Satgas Penanggulangan Covid-19, kasus di DKI Jakarta berada di bawah Provinsi Jabar, sebanyak DKI Jakarta bertambah 12.388.
Disusul Jawa Timur 7.919, Banten 6.798, Jawa Tengah 4.991, Sulawesi Selatan bertambah 1.745, Sumatra Utara 1.643, dan Provinsi Bali bertambah 1518 kasus.
Data Satgas Penanggulangan Covid-19 menyebut, bahwa dengan penambahan kasus positif itu, maka total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.966.046.
Kemudian, jumlah orang meninggal bertambah 167 orang, maka total jumlah orang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 145.622 orang. Kemudian, positivity rate spesimen harian 24,18 persen, dan positivity rate mingguan (6-12 Februari 2022) 19,81 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel