Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) dan entitas anak meraih laba bersih sebesar Rp1,13 triliun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2021.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada hari ini (17/2/2022), perolehan laba tersebut meningkat 61,25 persen secara tahunan. Pada 2020, laba bersih yang dibukukan sebesar Rp701,59 miliar.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan sepanjang 2021, perseroan mencetak nilai pembiayaan baru (booking) sebesar Rp13,7 triliun atau mengalami kenaikan 79,8 persen (year-on-year/yoy) dan 30,2 persen (quarter-to-quarter/qtq). Kenaikan booking ini yang cukup besar di kuartal IV/2021 seiring dengan pulihnya kondisi pandemi serta peningkatan aktivitas bisnis pada umumnya.
Sejalan dengan itu, laba setelah pajak mencatat peningkatan 61,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1,13 triliun.
"Perusahaan berhasil meningkatkan performa bisnisnya sepanjang tahun 2021. Salah satunya ditandai dengan profit yang meningkat lebih dari 60 persen. Selain itu, return on assets (RoA) dan return on equity (RoE) masing-masing berada di level 9,6 persen dan 16,2 persen. Rasio keuangan ini bergerak positif dan didukung dengan pencadangan yang hati-hati, meskipun kualitas aset terus membaik," terangnya dalam keterangan resmi.
Sementara rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) dari total piutang yang dikelola tercatat turun dari 1,72 persen menjadi 1,25 persen. Rasio tersebut terbilang rendah dibandingkan rata-rata industri multifinance sebesar 3,53 persen per 31 Desember 2021.
"NPF coverage mencapai 4,6 kali dari rasio NPF bruto sebesar 1,25 persen, sementara itu NPF neto kami sangat rendah, hanya di angka 0,23 persen," imbuhnya.
Hal ini juga sejalan dengan nilai restrukturisasi piutang yang kurvanya terus menurun. Per 31 Desember 2021, outstanding piutang yang direstrukturisasi tercatat turun hingga sebesar 71,7 persen dari angka tertinggi di kuartal III/2020, di mana 83,0 persen di antaranya telah kembali ke angsuran normal. Piutang restrukturisasi yang tersisa ini ditargetkan dapat diselesaikan seluruhnya di tahun mendatang.
"Selama hampir 40 tahun BFI Finance beroperasi, kami telah melewati banyak fase naik-turunnya kondisi bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Kiat kami tak lain adalah dengan terus adaptif dan agile dalam menghadapi segala ketidakpastian. Saat ini nilai kapitalisasi pasar perusahaan terus meningkat sejalan dengan kepercayaan pasar dan didukung oleh likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bisnis ke depannya," kata Sudjono.
Catatan positif juga ditorehkan pada total aset dan piutang pembiayaan bersih. Sampai penghujung 2021, BFI Finance telah membukukan aset senilai Rp15,6 triliun dengan piutang pembiayaan dikelola Rp14,6 triliun, atau meningkat sebesar 4,5 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel