Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara, yang terdiri atas Bank Mandiri (BMRI), BRI (BBRI), BNI (BBNI), dan BTN (BBTN) sangat mendominasi industri perbankan nasional. Hal ini terlihat dari fungsi intermediasi bank pelat merah, baik dari segi dana pihak ketiga maupun kredit yang disalurkan.
Berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia per November 2021, yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total ada 107 bank di Indonesia. Dari total itu, bank berstatus badan usaha milik negara atau BUMN hanya ada 4 bank. Namun, kinerja keempatnya begitu dominan.
Sampai dengan November tahun lalu, bank Himbara mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp3.091,1 triliun dari total DPK perbankan nasional yang mencapai Rp7.323,3 triliun. Artinya, Himbara menguasai 42,2 persen tabungan masyarakat.
Dominasi Himbara juga terlihat di sisi penyaluran kredit. Dari Rp5.705 triliun total penyaluran kredit per November 2021, bank milik BUMN menguasai 45,6 persen di antaranya atau menyumbang Rp2.605,7 triliun.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai besarnya dominasi Himbara memberikan efek positif bagi ekonomi Indonesia secara umum. Akan tetapi ada juga ada risiko yang membayangi.
“Saya rasa [dominasi Himbara] tidak terlalu berefek terhadap ketimpangan industri keuangan. Ini secara umum karena sekarang belum ada masalah. Kalau ada masalah, jelas, jika mereka goyang, maka semuanya [industri] ikut goyang,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/2/2022).
Menurut Amin, sejauh ini bank-bank pelat merah masih dalam kondisi aman dan mampu menjaga kualitas kinerja. Selain itu, Kementerian BUMN juga terus menunjukkan komitmennya untuk mempertahankan performa positif dari Himbara.
Sebagai gambaran, sampai dengan akhir 2021, keempat bank BUMN mampu meningkatkan profitabilitasnya. Sepanjang 2021, Himbara membukukan laba bersih konsolidasi Rp72,07 triliun, naik 78,6 persen dari 2020.
Perinciannya, BRI membukukan laba bersih Rp30,7 triliun, Bank Mandiri Rp28,03 triliun, BNI meraih Rp10,89 triliun, dan BTN membukukan laba senilai Rp2,37 triliun. Raihan laba dari semua bank ini tercatat mengalami pertumbuhan secara tahunan.
Di sisi lain, Amin menilai, pekerjaan utama adalah mendorong bank-bank kecil agar dapat meningkatkan kinerja guna memperbesar cakupan pasar di industri perbankan, meski hal itu bukan pekerjaan mudah. Menurutnya, bank kecil dinilai perlu melakukan terobosan guna mampu bersaing dengan bank-bank besar.
“Supaya bisa bersaing, mereka [perlu melakukan perubahan yang cukup signifikan dan tidak hanya sekadar memenuhi syarat KBMI [Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti] OJK, tetapi berbenah dalam segala hal. Intinya, mencakup SDM, sistem, dan IT,” pungkasnya.
Berdasarkan data OJK, total DPK dari KBMI 1 dan 2 per November 2021 mencapai Rp1.753,4 triliun atau menguasai 24 persen dana masyrakat yang tersimpan di bank. Sementara itu, dari sisi kredit, kedua KBMI berkontribusi sebesar Rp1.325,6 triliun atau menguasai 23,23 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel