Bisnis.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menargetkan mampu merangkul 5 juta nasabah baru pada 2021 dan menyentuh 45 juta pelaku ultra mikro pada 2024, melalui program pemberdayaan Usaha Mikro dan Ultra Mikro.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kesiapan menjadi kunci di balik optimisme BRI dalam mencapai target tersebut.
Dari sisi aspek permodalan, BRI makin kokoh berkat pelaksanaan rights issue senilai Rp95,9 triliun dan mendapat dana segar dari investor publik senilai Rp41 triliun. Dana itu, kata Sunarso, bakal menjadi amunisi tambahan untuk menggenjot ekspansi kredit sektor Ultra Mikro dan UMKM.
“Lumayan challenging, tahun 2024 harus menyentuh 45 juta pelaku ultra mikro dan tahun ini ditargetkan menambah nasabah baru 5 juta,” kata Sunarso dalam siaran pers, Kamis (17/2).
Dia mengatakan saat ini BRI sudah melayani 8,1 juta ultra mikro, Pegadaian 5,9 juta, dan PNM 11,2 juta. Sunarso berharap jumlah nasabah dapat terus bertambah bersama-sama. BRI terus mempersiapkan infrastruktur untuk menambah jumlah nasabah.
Dalam memperkuat sinergi ketiga entitas, kantor layanan dikonsolidasikan agar lebih efisien melalui “Sentra Layanan Ultra Mikro” atau SENYUM. Ketiganya juga menyiapkan aplikasi UMi Corner yang membuat mereka lebih dekat dengan nasabah.
Tahun ini, BRI menargetkan memiliki 1.000 unit Senyum, yang diharapkan dapat memberikan akses yang lebih luas. Perseroan juga mengoptimalkan fungsi dari Agen BRILink yang saat ini telah mencapai lebih dari 500.000 agen dan tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini (infrastruktur dan integrasi data) akan menjadi base dan mudah-mudahan niat kami supaya nanti pemerintah punya program, punya inisiatif dengan berbagai stimulus maka sudah memiliki data yang terintegrasi dan itu adanya di Holding Ultra Mikro ini,” kata Sunarso.
Sementara itu, pada acara BRI Microfinance Outlook 2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi BRI atas kinerjanya yang terus mengalami pertumbuhan yang kokoh. Terlebih, kontribusi BRI dalam mengucurkan modal bagi pelaku UMKM.
BRI yang dipercaya untuk memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), diharapkan mampu mendorong sektor mikro dan ultra mikro lebih untuk naik kelas.
“BRI, Pegadaian dan PNM, nanti kita lihat apakah integrasinya bisa dibuat makin baik sehingga tadi bisa menjangkau 45 juta yang unbankable itu. Ini yang menjadi sesuatu yang harus kita lihat bersama sehingga target kita dari sisi jumlah yang unbankable menjadi bankable menjadi lebih tinggi,” kata Sri Mulyani.
Sejak resmi terbentuk pada September 2021, Holding Ultra Mikro ini menargetkan bisa menjangkau 30 juta pelaku ultra mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal. Di tahap selanjutnya, Holding ini diberi target untuk melayani seluruh pelaku ultra mikro yang mencapai 45 juta.
Holding Ultra Mikro sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan. Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan bisa menyentuh 90 persen pada 2024.
Di sisi lain, sinergi BRI, PNM dan Pegadaian ini dinilai Sri Mulyani dapat berimplikasi positif terhadap efisiensi kinerja perseroan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap BRI Group dapat menambah jumlah nasabah dan profit before tax, hingga penurunan biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel