Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank besar terus memberi dukungan untuk pengembangan sektor ekonomi hijau, dengan menyalurkan pinjaman dan garansi (bond) ke berbagai industri yang berkaitan dengan ekonomi hijau.
Director of Treasury & International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Panji Irawan mengatakan dari Rp827 triliun asset interest feering dalam pinjaman, sebanyak 25 persen disalurkan untuk Environmental, Social, and Governance (ESG).
Ketika Mandiri menyusun rencana untuk menerbitkan sustainability bond, kata Panji, berarti sudah ada Rp207 triliun aset dalam pinjaman, yang bisa dijadikan underlying.
“Kami melihat tren di depan mata adalah permintaan yang besar sekali di dalam ESG bond, betapa kencang sekali perhatian terhadap seluruh pelaku usaha link aktivitasnya dengan yang namanya ESG,” kata Panji dalam diskusi virtual, Jumat (18/2).
Dia menjelaskan Mandiri merupakan anggota dari perusahaan terbuka. Mandiri memiliki banyak mitra di luar negeri karena Mandiri adalah bank devisa dan lain sebagainya. Mandiri melihat tren terhadap ESG bond sangat besar.
Dia menuturkan untuk masuk ke ESG perlu didahului dengan persiapan-persiapan. Persiapan ini telah dilakukan Mandiri sejak 2012 hingga 2021, mengingat proses ESG yang berkepanjangan karena perlu menyamakan dengan kebijakan yang dibuat oleh OJK. Dengan persiapan yang matang dan kerangka kerja berkelanjutan yang dibuat Mandiri, pada 2021 meluncurkan bond untuk ESG.
“Kami serius. Ini alamnya sudah berubah. Pak Perry Warjiyo [Gubernur Bank Indonesia] berbicara sentral bank yang hijau. Presiden juga memiliki perhatian pada aspek keberlanjutan, maka Bank Mandiri bagian dari itu,” kata Panji.
Panji menuturkan Mandiri terus mengedukasi klien mereka, khususnya yang bergerak di industri minyak kelapa sawit (palm oil). Sebesar 10 persen dari outstanding Mandiri berada di industri minyak kelapa sawit.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyatakan akan makin memperkuat komitmennya untuk mengedepankan nilai-nilai ESG mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Pada 2021, penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan mencapai Rp154,4 triliun atau naik 20,9 persen secara tahunan, jauh di atas target pertumbuhan 5,5 persen.
“Nilai ini berkontribusi 24,8 persen bagi total portofolio kredit,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
Jahja menjelaskan cakupan kredit tersebut meliputi pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, produk eco-efficient, pengelolaan air dan air limbah, hingga efisiensi energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel