Survei Indikator: Warga Khawatir Penyebaran Omicron tapi Tak Setuju PCR jadi Syarat Perjalanan

Bisnis.com,20 Feb 2022, 16:47 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Ilustrasi/Somnomed

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan sigi dengan tema “Sikap Publik terhadap Omicron, Vaksin Booster, Pembelajaran Tatap Muka, dan Protokol Kesehatan.” Mayoritas publik khawatir dengan penyebaran Covid-19 khususnya varian baru tersebut tapi tak setuju dengan tes PCR sebagai syarat perjalanan jarak jauh.

Peneliti Senior Indikator Rizka Halida mengatakan bahwa masyarakat yang ditanya mayoritas atau 86,3 persen tahu dengan penyebaran Covid-19 varian Omicron. Mereka juga sangat khawatir dengan terkena virus tersebut.

“Ada sekitar 66,8 persen yang khawatir dari mereka yang tahu atau setara dengan 57,6 persen dari total populasi warga yang cenderung khawatir dirinya tertular Omicron,” katanya pada saat memaparkan hasil survei, Minggu (20/2/2022).

Rizka menjelaskan bahwa mereka yang sangat khawatir ada 25,8 persen. Sedangkan yang cukup khawatir 41 persen.

Ada 28,5 persen publik biasa saja dengan penyebaran Covid-19, 2,2 persen tidak khawatir, 1,7 persen tidak khawatir sama sekali dan 0,8 persen tidak menjawab.

Meski mayoritas khawatir dengan penyebaran Omicron, kebanyakan dari publik tidak setuju dengan kebijakan pemerintah terkait kewajiban PCR sebagai syarat perjalanan jarak jauh.

Ini terlihat dari yang sangat tidak setuju 13,9 persen dan tidak setuju 38,6 persen. Mereka yang setuju 35,3 persen, sangat setuju 5,1 persen, dan tidak jawab 7,1 persen.

“Ini kalau ditotal [yang tidak setuju] 52,5 persen. Jadi yang cenderung setuju juga cukup banyak sebesar 40,4 persen kalau kita jumlahkan,” jelasnya.

Indikator melakukan survei pada 15 Januari sampai 17 Februari 2022. Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat telepon pintar, sekitar 69 persen dari total populasi nasional.

Dari populasi tersebut, diperoleh sampel secara acak sebanyak 626 responden yang mengisi kuesioner secara online atau computer assisted web interviewing.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 626 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Proses survei online terdiri dari empat tahapan utama, yakni random recruitment, pemberian kode akses yang unik, screening, dan web interviewing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini