Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank per Januari 2022 Rp7.116,7 triliun, atau tumbuh 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2021, yang mampu tumbuh 12,1 persen yoy.
Berdasarkan jenisnya, hal itu didorong oleh perlambatan pertumbuhan giro dan simpanan berjangka. Sementara itu, berdasarkan golongan nasabah, perlambatan terjadi pada golongan nasabah perorangan, yang turun 0,9 persen pada Januari 2022 menjadi Rp235,2 triliun. Giro korporasi mengalami pertumbuhan 33,9 persen yoy, menjadi Ro1.540,9 triliun pada Januari 2022.
Berdasarkan mata uang yang digunakan, giro, tabungan, dan deposito berdenominasi rupiah terbilang stagnan, di mana per Desember 2021 naik 11,7 persen yoy dan per Januari 2022 tumbuh 11,8 persen yoy. Kondisi berbeda dilaporkan oleh DPK berdenominasi valuta asing (valas) yang pertumbuhannya melambat dari 15,3 persen yoy menjadi 12,2 persen yoy pada periode yang sama.
Bila dirinci, pertumbuhan giro valas melambat dari 31,5 persen yoy menjadi 22,9 persen yoy. Deposito valas merosot semakin dalam dari -0,8 persen yoy menjadi -3,4 persen yoy.
Adapun pada Januari 2022, simpanan berjangka secara total tumbuh 3,2 persen yoy, melambat dari 3,8 persen yoy jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Perlambatan terjadi pada bank-bank yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten. Secara total, simpanan berjangka pada Januari 2022 mencapai Rp2.774,5 triliun.
Pada periode tersebut, simpanan berjangka nasabah korporasi tumbuh 16,4 persen yoy, di tengah penurunan simpanan berjangka nasabah perorangan dan lain-lain, yang masing-masing turun 5,6 persen yoy dan 14,5 persen yoy.
Sementara itu giro tercatat tumbuh 25,4 persen secara tahunan pada Januari 2022. Pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada Desember 2021 yang mencapai 27 persen yoy, seiring dengan perlambatan giro di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Dari sisi tabungan, tercatat terjadi peningkatan dari 11,7 persen yoy pada Desember 2021 menjadi 13,1 yoy pada bulan laporan, baik pada tabungan rupiah atau valuta asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel