Bisnis.com, PEKANBARU - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk program peremajaan sawit rakyat, sudah dibuat skemanya guna membantu petani kecil selama masa tanam.
Airlangga menjelaskan selain mendapatkan dana hibah dari BPDPKS senilai Rp30 juta untuk setiap hektare dan maksimal luas lahan 4 hektare, petani peserta PSR juga menerima KUR replanting.
"Perbankan yang mendukung KUR replanting ini sudah membuat skema graceperiod 5 tahun, jadi selama itu gak perlu nyaur (bayar angsuran) dan cukup bayar bunga 6 persen setahun. Dan sampai Juni tahun ini ada tambahan subsidi jadi cuma bayar bunga 3 persen," ujarnya.
Dia mengakui skema KUR yang disusun pemerintah ini diharapkan mampu membantu petani selama masa tanam ulang tanaman kelapa sawit yang sudah berusia tua atau di atas 25 tahun.
Salah satu penyalur KUR replanting, yaitu Bank BRI mengakui perseroan terus berupaya membantu petani kecil yang ada di Indonesia, termasuk para petani kelapa sawit dalam mengembangkan usaha perkebunannya, terlebih di masa pandemi.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN Bank BRI, Agus Noorsanto menjelaskan dukungan pihaknya bagi petani kecil di bidang kelapa sawit yaitu dengan menyalurkan kredit peremajaan sawit rakyat.
"Kami sudah memberikan beberapa skema untuk dukungan usaha perkebunan petani sawit, diantaranya melalui pembiayaan langsung atau komersial melalui kebun inti sawit," ujarnya.
Untuk di Riau khususnya di Kabupaten Siak, menurutnya ada 4 koperasi unit desa (KUD) yang mendapatkan dukungan pembiayaan dari BRI, sedangkan untuk Riau ada total 12 KUD yang mendapatkan pembiayaan. Total plafond yang dikucurkan BRI untuk PSR di Riau sudah mencapai Rp1,7 triliun, sedangkan khusus untuk Siak jumlahnya sekitar Rp150 miliar dengan penerima pembiayaan sebanyak 700 petani.
Selain itu bagi petani swadaya, BRI juga menyiapkan dukungan pembiayaan dengan produk yang ditawarkan adalah pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel