Bisnis.com, JAKARTA -- Broom, perusahaan pembiayaan berbasis teknologi yang menyediakan solusi keuangan menyeluruh untuk inventaris dealer mobil, meraih US$3 juta atau setara Rp43 miliar (asumsi kurs dolar Rp14.371) dalam putaran pre-Seed Funding yang dipimpin oleh AC Ventures.
Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri startup unicorn di Indonesia, seperti Kopi Kenangan dan Lummo turut serta dalam putaran tersebut.
Melalui pendanaan segar ini, Broom berencana untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan pengalaman pelanggan berbasis teknologi melalui produk dan layanan baru, memperluas jangkauan di kota-kota besar Indonesia, dan menggandakan jumlah tim mereka hingga akhir 2022.
Broom menempati posisi unik sebagai pemain fintech yang menawarkan solusi digital untuk ekosistem mobilitas Indonesia dengan menyediakan platform tunggal bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang otomotif dalam mendigitalkan proses bisnis mereka. Melalui platform Broom, UKM otomotif dapat mengelola inventaris, memperoleh akses ke pembiayaan, hingga mengelola berbagai instrumen penjualan mereka. Startup ini bertujuan untuk menjadi pusat bagi digitalisasi jaringan dealer di Indonesia.
“Broom bertujuan untuk menjadi pilihan utama bagi para dealer mobil bekas untuk mengembangkan bisnis mereka dengan menyediakan berbagai produk dan layanan. Dengan dukungan dari beberapa investor terkemuka yang percaya terhadap visi kami, ini akan meningkatkan kepercayaan diri kami untuk terus berjuang dalam perjalanan kami memberdayakan dealer mobil bekas di Indonesia,” tutur Pandu Adi Laras, Pendiri dan CEO Broom, melalui siaran pers, Jumat (25/2/2022).
Dia menuturkan, dealer mobil pada umumnya bekerja dengan cara tradisional. Sebagian besar penghitungan stok dilakukan di papan tulis. Saat mencoba mendigitalisasikan bisnis, tak sedikit dealer mobil yang merasa kesulitan dalam melakukan penjualan, dan menemukan pembeli yang tepat di lokasi mereka. Tidak hanya itu, dari aspek pembiayaan pun terdapat kesulitan yang dihadapi pemilik dealer mobil lantaran kurangnya dokumentasi.
Menurutnya, rata-rata dealer mobil pergi ke rentenir untuk mendapatkan pinjaman selama 6 minggu karena hal itu dianggap sedikit menguntungkan, bahkan dengan bunga yang signifikan yang diberikan oleh pihak peminjam (diperkirakan mencapai 8 persen per bulan). Melihat kondisi ini, Broom hadir sebagai penyedia layanan digitalisasi dan pembiayaan untuk memberdayakan dealer mobil.
Broom menyediakan tiga solusi bagi dealer melalui platform mereka, mulai dari kesempatan untuk meningkatkan aspek operasional dealer, mengaktifkan penjualan online, hingga memperoleh akses ke pembiayaan. Pembiayaan produktif Broom menawarkan fasilitas pinjaman jangka pendek dengan tingkat bunga yang kompetitif. Hal ini dapat terjadi lantaran Broom memiliki kemitraan dengan lembaga keuangan yang menyediakan pembiayaan murah. Alhasil, para pengguna atau nasabah Broom pun dapat mengakses fasilitas pinjaman dengan memanfaatkan persediaan yang ada sebagai jaminan dengan proses persetujuan yang cepat.
“Seiring dengan penetrasi solusi digital yang semakin meluas di berbagai industri, aspek pembiayaan menjadi peluang yang sangat besar. Industri mobil bekas mencapai nilai transaksi tahunan sebesar US$14 miliar, dan dealer UKM menyumbang lebih dari 80 persen walaupun tanpa akses ke pembiayaan yang terjangkau. Broom berupaya untuk memberdayakan dealer-dealer ini melalui produk keuangan dan pendukung lain untuk membantu meningkatkan skala bisnis mereka,” kata Adrian Li, Founder & Managing Partner AC Ventures.
Saat ini, Broom memiliki lebih dari 2.000 dealer mobil bekas di wilayah Jabodetabek dan optimistis dapat terus bertambah, mengingat startup ini memiliki kemitraan yang menjanjikan dengan lembaga keuangan besar, seperti BRI Finance dan BRI Insurance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel