Modalku Disebut Caplok Bank Index, Ikut Tren Bikin Neobank?

Bisnis.com,27 Feb 2022, 14:26 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Iwan Kurniawan, COO Modalku (ketiga dari kiri); Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku (keempat dari kiri) & Sigit Aryo Tejo, Head of Micro Business Modalku (kelima dari kiri) bersama tim Modalku./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Grup teknologi finansial pendanaan bersama alias P2P lending sektor produktif, Funding Societies atau Grup Modalku, mengakui adanya niat untuk ikut menyajikan layanan perbankan digital atau neobank.

Terkini, tekfin P2P lending yang beroperasi di Singapura, Malaysia, dan Thailand, dan di Indonesia lewat PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku.co.id) ini disebut telah menggenggam kepemilikan saham di PT Bank Index Selindo (Bank Index) lewat PT Modalku Indonesia Makmur.

Bersama Grup Modalku, turut disebut nama marketplace kendaraan bekas asal Singapura, Carro yang notabene salah satu big-tech Asia Tenggara dan memiliki keterkaitan dengan Modalku dari sisi investor strategis. Carro dalam lanskap industri keuangan di Indonesia pun tercatat memiliki kepemilikan perusahaan leasing PT Sembrani Finance Indonesia.

VP Head of Marketing Communications Modalku Ariani Hadioetomo mengungkap bahwa saat ini pihaknya belum bisa berkomentar lebih jauh terkait kepemilikan di Bank Index. Namun, dirinya tak membantah pihaknya memiliki visi merambah layanan perbankan.

"Kami belum bisa berkomentar lebih lanjut terkait Bank Index. Tapi sejalan dengan pendanaan Series C+ yang telah diraih Grup Modalku, kami akan memperluas bisnis menuju neobanking untuk mendukung UMKM lebih maksimal," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (27/2/2022).

Sekadar informasi, Funding Societies lewat Funding Asia Group memang baru memperoleh tambahan pendanaan di Seri C+ senilai US$144 juta pada awal tahun ini, menyusul putaran pendanaan Seri C yang sebelumnya terealisasi senilai US$45 juta yang diperoleh antara periode 2020 sampai 2021.

Investor yang terlibat dalam pendanaan ini, antara lain SoftBank Vision Fund 2, dan investor baru seperti VNG Corporation yang merupakan perusahaan teknologi raksasa dari Vietnam, Rapyd Ventures, investor global berbasis di Asia bernama EDBI, Indies Capital, K3 Ventures, dan Ascend Vietnam Ventures.

Ariani menambahkan bahwa ikut menyajikan layanan perbankan telah dibidik pendiri Grup Modalku sejak 2015, yaitu duo lulusan dari Harvard Business School Kelvin Teo dan Reynold Wijaya.

Grup Modalku mengincar menjadi pemimpin dalam pendanaan digital di kawasan Asean, terutama untuk segmen UMKM yang menghadapi banyak rintangan dalam memperoleh pinjaman usaha dari lembaga keuangan konvensional. Misalnya, karena kurangnya rekam jejak kredit atau tidak punya agunan untuk dijaminkan.

"Saat ini kami terus berkomunikasi dengan berbagai rekan atau partner yang berpotensi untuk mendukung strategi bisnis Modalku ini," tambahnya.

Adapun, terkait apakah investasi ke perbankan akan dilakukan oleh Grup Modalku sebagai Funding Societies atau Modalku sebagai P2P lending di Indonesia, Ariani mengaku belum bisa berbicara banyak.

"Jadi Grup Modalku itu sebenarnya mengacu juga dengan sister company kami di negara lain dengan brand yang bernama Funding Societies. Semuanya konsep bisnis dan model bisnisnya sama, kok, dengan Modalku [sebagai tekfin P2P lending] di Indonesia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini