Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI Anwar Abbas menilai bahwa dua bank syariah besar, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dan Bank BTN Syariah perlu memiliki langkah pengembangan yang mendukung ekonomi syariah, tetapi bukan melalui akuisisi.
Anwar yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menilai bahwa langkah BSI dapat berupa perubahan bentuk menjadi badan usaha milik negara (BUMN). Hal tersebut menurutnya penting agar BSI menjadi lebih independen dan tidak bergantung kepada tiga bank induknya.
"Sudah saatnya BSI tampil sebagai bank yang mandiri dan independen yang berhak untuk menentukan dirinya sendiri, yang itu tentu tidak akan bisa terjadi kalau dia masih terkait dengan ketiga bank yang melahirkannya yang telah menjadi induknya," ujar Anwar pada Sabtu (26/2/2022).
Lalu, menurutnya, pemerintah perlu memberi ruang atau tugas khusus bagi BTN Syariah dalam menggarap segmen yang belum tersentuh oleh BSI. Sinergi kedua entitas usaha itu dapat berjalan tanpa adanya akuisis.
"Saya benar-benar tidak setuju bila BTN Syariah akan diakuisisi oleh BSI. Menurut saya sebaiknya BTN Syariah tersebut ditunjuk dan diberi tugas khusus oleh pemerintah untuk mengurusi usaha mikro dan ultra mikro, serta usaha kecil yang tidak dijamah oleh BSI," ujar Anwar.
Menurutnya, jika langkah tersebut dapat terjadi, amanat konstitusi untuk menyejahterakan masyarakat bisa berjalan meskipun belum sempurna. Hal itu pun akan sejalan dengan langkah politis pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mengurusi usaha mikro dan ultra mikro.
Adanya penugasan BTN Syariah untuk menggarap segmen mikro dan ultra mikro, menurut Anwar, membuat langkah menyejahterakan masyarakat bukan hanya menyasar kelas atas dan menengah, tetapi lapis bawah. Dia berharap akan adanya kenaikan kelas ekonomi masyarakat bawah melalui dukungan BTN Syariah.
Dia berharap BSI akan berperan aktif dalam memperbesar jumlah kelas menengah yang dapat memicu peningkatan konsumsi dan ekonomi. Lalu, BTN Syariah mengembangkan perekonomian masyarakat bawah.
"Kami harapkan akan terjadi mobilitas vertikal di mana usaha ultra mikro dan mikro akan bisa naik kelas menjadi usaha kecil, sementara usaha kecil naik kelas ke usaha menengah, dan usaha menengah naik kelas ke usaha besar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel