China Tegaskan Tetap Buka Perdagangan dengan Rusia, Sembari Tegur AS

Bisnis.com,28 Feb 2022, 19:37 WIB
Penulis: Newswire
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada 2011./Antara/HO-China Daily

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah yang tergolong berbeda dibandingkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, diambil oleh China. Negeri Panda tersebut menyatakan tetap akan membuka perdagangan dengan Rusia dan mengecam Negeri Paman Sam.

Seperti dilansir dari Antara, Senin (28/2/2022), China memgaku akan tetap menjalin kerja sama perdagangan dengan Rusia yang terkena sanksi sistem pembayaran antarbank internasional (SWIFT) oleh Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya terkait krisis Ukraina.

"China dan Rusia akan tetap melanjutkan kerja sama perdagangan secara normal dengan semangat saling menghormati dan saling menguntungkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Senin (28/2/2022).

China pun menilai langkah yang dilakukan oleh AS dan negara-negara Eropa lain dalam menghapus  Rusia dari pemanfaat Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah langkah ilegal. Untuk itu China menilai langkah negara-negara Barat itu layak ditentang.

Seperti diketahui, AS bersama dengan Kanada dan beberapa negara Eropa menghapus Rusia dari SWIFT pada Sabtu (26/2). SWIFT sendiri adalah jaringan yang dimiliki oleh perbankan dan lembaga keuangan di sebagian besar negara-negara di dunia untuk menerima dan mengirim informasi terkait transaksi keuangan dan lain sebagainya.

"China menentang sanksi untuk mengatasi masalah, apalagi sanksi unilateral tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional," ujar Wang.

Menurut dia, sanksi kepada Rusia itu tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menciptakan masalah baru.

Da mengingatkan AS agar tidak merusak kepentingan China dan pihak lain dalam mengatasi krisis Ukraina.

"Kami juga meminta agar pihak AS tidak mengganggu kepentingan China dan pihak lain ketika menangani masalah Ukraina dalam kaitannya dengan Rusia," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini