Bisnis.com, JAKARTA -- Kolaborasi dengan lembaga keuangan menjadi kunci bagi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk bertumbuh di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Ekonom Indef dan Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, agar UMKM naik kelas membutuhkan keterlibatan para pihak yang selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan UMKM. Kolaborasi tersebut diarahkan untuk mengambil bagian dalam mata rantai kesinambungan usaha UMKM, di antaranya terkait pembiayaan, pemasaran, digitalisasi, dan program pendampingan.
“Kalau semua dapat bergerak melalui aturan main yang jelas, baik bagi perbankan, industri fintech, multifinance, maupun institusi keuangan lainnya yang bersama-sama ingin menciptakan ekosistem yang sehat bagi pertumbuhan UMKM, niscaya kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional akan makin signifikan. UMKM adalah fondasi ekonomi Indonesia saat ini dan butuh kolaborasi dari berbagai pihak untuk bertumbuh,” ujar Bhima, dikutip dari siaran pers, Selasa (1/3/2022).
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan, di tengah tren pandemi COVID-19 yang mulai melandai tahun ini, pelaku UMKM memiliki momentum untuk bangkit kembali dengan memanfaatkan perubahan dan pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini. Memiliki ukuran yang relatif kecil, UMKM cenderung memiliki kreativitas dan kelincahan usaha, terutama dalam menangkap berbagai peluang untuk bertumbuh dan berkembang.
“Dengan momentum yang positif ini, kami termotivasi untuk membantu pelaku UMKM agar mendapatkan pendanaan, mengelola keuangan secara terukur, dan memfasilitasi berbagai kebutuhan transaksi dengan pihak ketiga,” kata Henky.
Henky menambahkan, dengan banyaknya pelaku UMKM yang tersebar di berbagai wilayah geografis dengan tantangan dan permasalahan yang beragam, dukungan terhadap UMKM akan lebih efektif jika dilakukan melalui kolaborasi. Hal ini dapat dilakukan sekaligus untuk tujuan pendanaan, pendataan, perluasan usaha, dan digitalisasi.
“UMKM telah menjadi inspirasi dan fokus Bank Sampoerna sejak awal berdirinya. Misi untuk mendukung UMKM efektif dilakukan dengan berbagai pihak, melalui kolaborasi di tataran offline maupun online. Bank Sampoerna memiliki layanan digital yang dapat digunakan oleh para mitra UMKM maupun pihak ketiga lainnya untuk membantu UMKM mendapatkan akses pendanaan, mengelola transaksi, dan meningkatkan usahanya,” katanya.
Henky menegaskan, komunikasi pada setiap siklus usaha pelaku UMKM juga menjadi hal penting lainnya. Tidak setiap masa, UMKM memiliki siklus usaha yang menguntungkan. Pada kondisi menurun dan penuh tantangan seperti pandemi 2 tahun belakangan ini, komunikasi intens dengan pelaku UMKM dan mitra strategis dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan solusi terbaik bagi semua pihak.
“Komunikasi dan kolaborasi antara perbankan, koperasi, perusahaan fintech, dan multifinance dapat menjadi jembatan bagi UMKM untuk bertumbuh lebih kuat,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan, tahun ini merupakan tahun pemulihan transformatif bagi UMKM. Pemulihan tersebut tidak hanya sekedar tumbuh seperti pada masa sebelum pandemi, tetapi sekaligus menyiapkan UMKM untuk menghadapi krisis atau perubahan di masa yang akan datang. Pemulihan transformatif tersebut mencakup lima fondasi, di antaranya terkait akses pendanaan, perluasan usaha dan digitalisasi, kemitraan, pendataan, dan reformasi birokrasi.
Sementara itu, CEO PT Mekar Investama Sampoerna Pandu Aditya menuturkan, dari perspektif pembiayaan alternatif seperti peer-to-peer (P2P) lending, kelangsungan dukungan pendanaan bagi UMKM harus dikawal dengan model bisnis yang sehat dari platform P2P.
"Masyarakat Indonesia memiliki kepedulian dan kapabilitas finansial untuk bertindak sebagai pemberi pinjaman bagi UMKM. Namun, kepercayaan masyarakat harus dijaga dengan kemampuan platform P2P mengelola risiko bisnis dan menjaga keberhasilan bayar. Hal ini untuk menjamin pendanaan alternatif bagi UMKM dapat terus dijaga kesinambungannya," tutur Pandu.
Dia menambahkan, digitalisasi yang dilakukan Mekar tergolong unik karena mampu menghubungkan pemberi pinjaman online di perkotaan dengan pelaku usaha mikro yang offline di perdesaan. Dengan cara tersebut, pihaknya sekaligus membantu pelaku mikro untuk dapat dikenali oleh perbankan dengan menyediakan histori kredit yang terhubung dengan SLIK. Fakta tersebut merupakan momen naik kelas pertama bagi pelaku UMKM sehingga memudahkan UMKM selanjutnya untuk mendapatkan pendanaan lebih memadai, memperluas pasar, dan meningkatkan usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel