Indomobil Finance Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp121 Miliar

Bisnis.com,01 Mar 2022, 12:20 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indomobil Finance siap melunasi obligasi berkelanjutan senilai Rp121 miliar yang akan jatuh tempo pada 23 Maret 2022.

Hal itu disampaikan Presiden Direktur Indomobil Finance Edy Handojo Santoso dalam laporannya kepada Bursa, merujuk pada Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I.A.3 tentang Kewajiban Pelaporan Emiten.

Manajemen menyampaikan perseroan telah menyiapkan dana untuk melakukan pelunasan pokok dan pembayaran bunga ke-20 Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2017 Seri C sebesar Rp121 miliar.

"Dana tersebut akan dibayarkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat pada tanggal 22 Maret 2022," tulis manajemen.

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA untuk Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV/2017 Seri C senilai Rp121 miliar yang akan jatuh tempo pada 23 Maret 2022.

"Kesiapan perusahaan untuk melunasi surat utang tersebut didukung oleh posisi kas dan setara kas perusahaan sebesar Rp1 triliun, penerimaan dari cicilan piutang bulanan sebesar Rp692 miliar, dan fasilitas kredit yang belum digunakan sebesar Rp3,4 triliun per Desember 2021," ujar Analis Pefindo Hanif Pradipta dan Kreshna Dwinanta Armand melalui siaran pers pada pertengahan Februari 2022.

Pefindo menyatakan obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Peringkat tersebut mencerminkan dukungan sinergi usaha yang kuat dengan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. [Indomobil Group], profil pengelolaan aset dan kewajiban [asset-liability management] yang kuat, dan portofolio bisnis yang beragam. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat profitabilitas perusahaan yang moderat dan kompetisi yang ketat di industri," tulis analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini