Diproyeksi Bakal Tumbuh, Penyaluran Kredit Perbankan Bakal Selektif

Bisnis.com,01 Mar 2022, 08:13 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan pertumbuhan kredit akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung.

Kendati demikian, penyaluran kredit perbankan akan cenderung selektif dengan memperhatikan prospek debitur. Selain itu, penyaluran kredit perbankan juga akan memperhatikan pengelolaan risiko kredit, meski kebijakan relaksasi kredit restrukturisasi masih berlangsung sampai dengan Maret 2023.

“Antisipasi pemburukan kualitas kredit existing akan terus dilakukan dengan pembentukan pencadangan yang memadai,” tulis LPS dalam Laporan Indikator Likuiditas LPS periode Februari 2022, dikutip Selasa (1/3/2022).

Selain itu, LPS menilai adanya permintaan kredit yang lebih besar potensial menjadi tantangan baru yang dalam pengelolaan likuiditas dan strategi penghimpunan dana.

“Pada saat yang sama bank juga harus bersiap dengan perubahan perilaku deposan dan kehadiran layanan digital yang potensial mempengaruhi peta persaingan antar bank,” jelasnya.

Namun, LPS menyatakan kondisi likuiditas perbankan tetap longgar di tengah mulai membaiknya fungsi intermediasi, sejalan pemulihan ekonomi di sisi konsumsi dan produksi. Di sisi lain, suku bunga simpanan menurun dengan laju lebih lambat memasuki awal 2022.

Adapun, pada Desember 2021, LPS mencatat peningkatan pertumbuhan kredit terus melanjutkan tren positif hingga tumbuh ke level 5,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Menurut LPS, meningkatnya angka pertumbuhan kredit ini sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan menjadi 12,21 persen yoy, sehingga LDR perbankan cenderung turun ke level 77,13 persen.

LPS juga mencatat likuiditas perbankan masih menunjukkan posisi longgar di level diindikasikan dari level rasio AL/NCD 157,94 persen dan AL/DPK 35,12 persen meningkat sekitar dari periode bulan sebelumnya.

Sementara itu, pulihnya permintaan kredit utamanya ditopang pemulihan kinerja sisi konsumsi dan produksi pasca penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) leveling di berbagai daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini