Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Sunarso, mengungkapkan dua alasan utama terkait dengan rasio pembagian dividen jumbo yang mencapai 85 persen dari total laba konsolidasi perseroan.
Sebagaimana diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten bank dengan sandi BBRI ini memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebanyak 85 persen dari perolehan laba bersih perseroan pada 2021 atau senilai Rp26,4 triliun.
Sunarso menjelaskan besaran dividen payout ratio yang diputuskan oleh BBRI dilandasi oleh dua hal. Pertama, langkah itu bertalian dengan kuatnya rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan yang mencapai 27,25 persen.
“Karena memang untuk tumbuh hari ini dan ke depan untuk beberapa tahun, CAR kami masih di atas 25 persen, sehingga itu cukup untuk mendukung pertumbuhan BRI,” ungkap Sunarso dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (1/3/2022).
Faktor kedua, lanjutnya, berkaitan dengan likuiditas BRI yang dinilai cukup memadai. Sepanjang tahun lalu, rasio likuiditas (loan to deposit/LDR) perseroan berada di angka 83,53 persen. Raihan likuiditas ini tidak terlepas dari perolehan DPK yang mencapai Rp1.138,74 triliun.
“Baik kebutuhan capital maupun ketersediaan likuiditas sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan yang bahkan agresif sekalipun, maka kemudian kalau ada laba kami tetapkan untuk dibagi saja,” tutur Sunarso.
Dia menambahkan bahwa dengan asumsi adanya treasury stock sebelum cum date, maka dividen yang akan dibagikan pada tahun ini sekurang-kurangnya setara dengan Rp174,2 per lembar saham. Angka ini naik 76,17 persen dari dividen tahun 2020, yakni Rp98,9 per lembar saham.
Di sisi lain, sebanyak 15 persen dari perolehan laba perseroan atau Rp4,65 triliun akan digunakan untuk saldo laba ditahan. Adapun, pemerintah akan menerima dividen sebesar Rp14,04 triliun atas kepemilikan 53,19 persen saham perseroan.
Sementara itu, Sunarso menyatakan proyeksi pembagian dividen ke depan akan ditentukan oleh CAR perseroan. Namun, dengan capaian CAR yang kini berada di atas 25 persen, dia yakin BRI masih memungkinkan untuk membagikan dividen secara atraktif pada tahun-tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel