Terhalang Sentimen Rusia, Potensi Obligasi Korporasi Masih Bagus?

Bisnis.com,01 Mar 2022, 07:00 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Setidaknya terdapat dua sentimen eksternal yang dinilai akan mempengaruhi pasar obligasi di Tanah Air. Namun mengingat likuiditas masih tinggi analis menilai potensi dari obligasi korporasi masih bagus.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menyampaikan bahwa salah satu sentimen global yang akan mempengaruhi pasar obligasi adalah potensi kenaikan suku bunga oleh The Fed yang telah terlihat dari pernyataan lembaga terkait maupun pergerakan dari US Treasury.

Selain itu, setidaknya dalam dua pekan terakhir, konflik Rusia-Ukraina turut menambah ketidakpastian pasar termasuk pada obligasi korporasi.

“Cuma likuiditas di pasar surat utang terutama di SBN masih cukup baik,” ungkap Ramdhan kepada Bisnis, Senin (28/2/2022).

Ramdhan menilai di tengah tekanan eksternal yang cukup besar, yield atau imbal hasil surat berharga negara (SBN) tergolong landai walaupun terdapat kenaikan karena likuiditas di dalam negeri yang menurutnya cukup tinggi sehingga pasar utang saat ini cukup stabil.

Sementara itu, dari sisi obligasi korporasi, Ramdhan menilai prospeknya pun masih cukup bagus, terutama bagi emiten yang memiliki rekam jejak positif. Ramdhan juga melihat dengan adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi akan turut memberikan sentimen positif bagi obligasi korporasi.

“Karena suku bunga relatif masih rendah dan ekonomi sedang tumbuh, timing-nya harusnya dimanfaatkan, saya rasa pasar relatif akan tumbuh,” ujar Ramdhan.

Dia juga mengungkapkan bahwa sentimen-sentimen positif tersebut bisa dimanfaatkan oleh para emiten menerbitkan obligasi korporasi sebagai salah satu sumber pendanaan bagi perseroan.

Di sisi lain, Ramdhan juga menyatakan bahwa investor saat ini lebih berhati-hati dan selektif memilih obligasi korporasi karena beberapa kejadian sebelumnya lantaran beberapa emiten yang tercatat mengalami gagal bayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini