HERO Gencar Konversi Giant ke Hero Supermarket dan IKEA, Begini Prospeknya pada 2022

Bisnis.com,04 Mar 2022, 05:32 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk. Patrik Lindvallrn

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hero Supermarket Tbk (HERO), perusahaan pengelola jaringan ritel IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket, optimistis kinerja pada 2022 akan membaik, melanjutkan tren positif pada semester II/2021.

“Durasi dan luasnya dampak pandemi COVID-19 terhadap PT Hero masih belum pasti. Namun, PT Hero optimis dengan kehati-hatian bahwa kondisi perdagangan akan membaik pada 2022 mengikuti peningkatan kinerja selama paruh kedua tahun 2021,” kata Presiden Direktur HERO Patrik Lindvall melalui keterangan resmi, Kamis (3/3/2022).

Patrik mengatakan perseroan tetap berkomitmen dengan bisnis ritelnya di Indonesia. Manajemen meyakini keberhasilan pelaksanaan transformasi bisnis selama beberapa tahun terakhir akan memperkuat dan mendukung pertumbuhan jangka panjang bisnis HERO.

Sebagaimana diketahui, HERO memutuskan untuk menghentikan operasional merek Giant pada Juli 2021. Perseroan tercatat telah berhasil melakukan divestasi sejumlah toko kepada pihak ketiga dan tetap aktif berdiskusi untuk mengalihkan beberapa toko lainnya.

Setelah melalui tinjauan strategis, HERO akan mengalihkan operasi bisnisnya dari merek Giant dengan meningkatkan investasi pada merek IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.

“Perubahan strategi ini merupakan respons yang tepat dan diperlukan untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, terutama dengan beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir,” lanjut Patrik.

Pada semester II/2021, perseroan berhasil melaksanakan restrukturisasi toko Giant di Indonesia. Enam toko telah berhasil dikonversi menjadi toko Hero Supermarket. Selain itu, IKEA membuka toko pertamanya di luar Jawa yang merupakan hasil konversi toko Giant di Bali.

HERO melaporkan pendapatan bersih pada 2021 turun 2,2 persen secara tahunan, dari Rp3,56 triliun pada 2020 menjadi Rp3,48 triliun. Penurunan ini disumbang oleh terkoreksinya pendapatan dari segmen makanan dari Rp898,20 miliar pada 2020 menjadi Rp719,75 miliar pada 2021. Sementara itu, pendapatan bersih dari segmen nonmakanan naik dari Rp2,66 triliun menjadi Rp2,76 triliun.

Beban pokok pendapatan perseroan sepanjang 2021 tercatat mencapai Rp1,96 triliun, meningkat 10,12 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp1,78 triliun.

Laba kotor HERO lantas turun 14,55 persen dari Rp1,77 triliun pada 2020 menjadi Rp1,51 triliun sepanjang tahun lalu. Adapun rugi tahun berjalan berjumlah Rp963,24 miliar, turun 20,7 persen atau lebih baik daripada kerugian sepanjang 2020 sebesar Rp1,21 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini