Grup Sinarmas GEAR Siap Terbitkan Global Bond US$90 Juta, Mau Akuisisi

Bisnis.com,04 Mar 2022, 18:56 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Sebuah trailer sedang mengangkut lapisan tanah di area pertambangan PT Golden Energy Mines Tbk./goldenenergymines.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Sinarmas, Golden Energy and Resources Ltd (GEAR) siap menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$90 juta.

GEAR yang merupakan induk usaha dari PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) ini menetapkan kupon final global bond sebesar 8,5 persen per tahun dan akan jatuh tempo pada 14 Mei 2026. Global bond anyar ini akan diterbitkan pada 9 Maret 2022.

“Surat utang ini akan dikonsolidasikan dengan senior notes perusahaan yang diterbitkan pada 14 Mei 2021 senilai US$285 juta,” tulis manajemen GEAR dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura, Jumat (4/3/2022).

Surat utang ini juga akan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh Golden Investments (Australia) Pte Ltd (GIAPL). Hasil emisi surat utang akan diberikan kepada GIAPL sebagai bentuk pembayaran atas pembelian saham baru GIAPL.

Pada akhirnya GIAPL akan menggunakan dana tersebut untuk keperluan akuisisi saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC).

BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia, yang terdiri atas tambang South Walker Creek dan Poitrel, dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton, termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Sepanjang 2021, GEAR membukukan laba senilai US$251,3 juta, naik 629 persen secara year on year (yoy). Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak tercatat pada 2016. Sementara itu, pendapatan GEAR melonjak 61 persen ke US$1,87 miliar.

Perusahaan menyebutkan, lonjakan pendapatan disumbang dari segmen batu bara yang melambung 49 persen yoy ke US$1,59 miliar karena kenaikan rata-rata harga jual batu bara (ASP) sebesar 72 persen menjadi US$53,46 per ton.

Adapun, pendapatan dari segmen batu bara metalurgi menanjak lebih tinggi hingga 195 persen menjadi US$286,6 juta dengan kenaikan ASP sebesar 65 persen mencapai US$132,78 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini