Selain Mobil Penumpang, Leasing Milik BCA (BBCA) Incar Potensi Segmen Komersial

Bisnis.com,04 Mar 2022, 16:32 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Kantor BCA Finance. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT BCA Finance tetap membuka peluang meningkatkan porsi kredit kendaraan niaga atau pengangkutan, di samping terus menggenjot fokus utamanya di mobil penumpang baru dan bekas.

Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim menjelaskan nasabah dengan kredit segmen fleet bernilai jumbo biasanya langsung diambil induk usaha, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Inilah kenapa pembiayaan mobil angkut seperti truk dan pikap BCA Finance hanya berada di kisaran 10 persen. Termasuk pada tahun lalu, segmen ini mengambil porsi sekitar Rp2 triliun dari total pembiayaan baru Rp24,4 triliun.

"Trennya [kredit truk dan pikap] belum kelihatan karena baru awal tahun. Tapi saya yakin pasti naik. Paling tidak porsinya serupa, 10 persen dari target total pembiayaan BCA Finance tahun ini di Rp28 triliun," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (4/3/2022).

Adapun, debitur fleet yang masuk ke portofolio BCA Finance pun kebanyakan merupakan referral nasabah BCA, dan mayoritas termasuk segmen yang difasilitasi skema pembiayaan bersama atau joint financing dengan BCA.

Hal tersebut membuat BCA Finance lebih konservatif dalam mencari debitur baru di segmen fleet. Sektor-sektor dengan potensi bisnis yang masih fluktuatif seperti pertambangan, perkebunan, dan transportasi masih belum menjadi incaran.

"Pembiayaan di segmen ini mayoritas berupa truk dan pikap, tapi fokus kami lebih ke kendaraan angkutan pengusaha logistik dan kebutuhan industri manufaktur," tambahnya.

Sebagai informasi, fokus BCA Finance pada tahun ini masih dalam rangka menjaga kualitas pembiayaan, seiring secara perlahan memperbaiki kinerja yang dua tahun belakangan terdampak pandemi Covid-19.

BCA Finance baru akan mulai mencoba mengembalikan rata-rata pembiayaan tahunan sebelum pandemi, yaitu di kisaran Rp33 triliun, paling cepat pada tahun depan.

Strategi kehati-hatian ini turut terlihat dari piutang pembiayaan kelolaan BCA Finance pada akhir 2021 yang masih turun 1,7 persen (year-on-yoy/yoy) ke Rp6,77 triliun, membuat total aset pun masih turun 1,8 persen (yoy) ke Rp8,37 triliun dari sebelumnya Rp8,53 triliun.

Namun demikian, strategi konservatif nyatanya mampu membuat BCA Finance lebih efisiensi pada tahun lalu, sehingga laba bersih mampu menyentuh Rp1,7 triliun. Nilai ini tercatat naik 39,5 persen (yoy) dari periode 2020 di Rp1,22 triliun, dan hampir menyamai laba periode 2019 di Rp1,71 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini