Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyatakan selalu mendukung kebijakan dari Bank Indonesia (BI) dalam inklusi keuangan yang dicanangkan melalui Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS.
Diketahui, BI mencatat transaksi QRIS secara nominal maupun volume masing-masing mengalami peningkatan sebesar 290 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 326 persen yoy pada Januari 2022.
Adapun, terhitung 1 Maret 2022, BI menaikkan limit transaksi QRIS dari semula Rp5 juta menjadi Rp10 juta per transaksi. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong konsumsi masyarakat dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menilai naiknya limit transaksi QRIS menjadi Rp10 juta dipandang sebagai kebijakan positif untuk terus meningkatkan perekonomian dari para pelaku usaha.
“Dengan adanya kenaikan limit transaksi QRIS ini BRI optimistis akan mendapatkan potensi merchant yang memiliki segmen middle up [menengah ke atas] yang cukup banyak,” kata Aestika kepada Bisnis, Rabu (2/3/2022).
Aestika menyampaikan BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan transaksi dengan melakukan edukasi kepada nasabah untuk bertransaksi menggunakan QRIS dan adanya gerakan penyuluh digital BRI.
“Saat ini transaksi QRIS di BRI sangat masif dan pertumbuhannya sangat signifikan,” ujarnya.
BRI mencatat per Februari 2022, pertumbuhan volume transaksi bertambah 1.136 persen yoy, sedangkan untuk frekuensi transaksi juga meningkat 657 persen yoy. Adapun, volume transaksi QRIS BRI sudah mencapai 120 miliar per Februari 2022 dan mencapai 1,5 juta frekuensi transaksi.
Di sisi customer, lanjut Aestika, BRI akan menyediakan berbagai promo, khususnya di BRImo Super Apps yang bekerja sama dengan merchant-merchant potensial yang dapat meningkatkan kesadaran (awareness) nasabah BRI untuk terus bertransaksi menggunakan QRIS.
Selain itu, Fitur QRIS di BRImo juga didesain dengan UX yang simpel dan bisa diakses via Fast Menu, yakni fitur yang bisa digunakan tanpa login namun tetap aman karena menggunakan PIN.
Aestika mengatakan saat ini dengan pengguna BRImo mencapai sebesar 15 juta pengguna merupakan potensi bagi BRI untuk meningkatkan transaksi QRIS dari sisi pengguna. BRI melakukan rilis fitur issuer MPM pada Desember 2021, sedangkan fitur issuer CPM rilis pada 2020.
Dengan demikian, BRI mencatat pengguna BRImo yang bertransaksi QRIS baik MPM maupun CPM tumbuh signifikan sebesar 300 persen yoy atau sebanyak 300.000 pengguna, dengan jumlah volume transaksi lebih dari Rp180 miliar sepanjang 2022 dengan frekuensi transaksi 1,5 juta transaksi.
“Upaya lain dari sisi bisnis akan kami dorong agar penetrasi QRIS terus meningkat dan dibarengi dengan mitigasi risiko agar baik dari sisi merchant maupun pengguna BRImo tetap bertransaksi secara aman dan nyaman,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel