Bisnis.com, JAKARTA – Layanan mobile banking milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sempat mengalami gangguan baru-baru ini.
Kendala ini menuai keluhan dari warganet, sehingga menjadi topik populer di Twitter. Tak berselang lama, gangguan tersebut dapat diatasi dan layanan sudah kembali normal.
Manajemen BCA dalam keterangannya menjelaskan penyebab M-Banking BCA eror adalah untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Selanjutnya, per dini hari 3 Maret 2022 koneksi jaringan pada aplikasi BCA mobile telah pulih kembali dan berjalan dengan normal sehingga nasabah dapat melakukan transaksi perbankan di BCA mobile seperti sedia kala.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan dan kendala yang sempat terjadi. BCA telah berupaya melakukan proses pemulihan dan perbaikan semaksimal mungkin untuk memastikan kendala jaringan segera pulih kembali," ujarnya dalam keterangan.
Adapun sebelumnya, aplikasi Livin' by Mandiri sempat mengalami gangguan dan banyak dikeluhkan nasabah pada Jumat (25/2) pagi hingga malam. Manajemen menjelaskan hal ini terjadi karena adanya peningkatan transaksi pada aplikasi tersebut. Ini kemudian berdampak pada kenaikan antrean di layanan Livin' by Mandiri.
Meski begitu, layanan Livin' by Mandiri berlogo kuning telah kembali normal dan sudah dapat diakses untuk bertransaksi. “Saat ini proses penguraian antrian transaksi telah selesai. Kami berterima kasih atas kesabaran nasabah,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/2/2022).
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyebut penyebab eror transaksi perbankan bisa dikarenakan berbagai macam. Namun, kata Amin, setidaknya ada 4 penyebab.
Pertama, adanya sistem yang bermasalah. Hal ini sebabkan karena besarnya lalu lintas transaksi di satu saat bersamaan yang tidak seimbang dengan kekuatan bandwidth, sehingga aksesibilitas bermasalah.
Kedua, adanya infrastruktur, jaringan, daya listrik, dan fungsi pendukung yang tidak bekerja secara optimal saat terjadi gangguan. “Sehingga perlu waktu lebih untuk sistem pemulihan,” kata Amin kepada Bisnis, Kamis (3/3/2022).
Ketiga, muncul disaster recovery plan dan atau business continuity plan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya untuk mencadangkan sistem utama. Keempat, process maintenance atau development system yang sedang berlangsung, sehingga mengganggu sistem utama.
Amin mengungkapkan untuk mengantisipasi permasalahan eror yang terjadi di layanan m-banking, maka perbankan harus mengelola keempat penyebab yang dimaksud.
“Ke 4 hal itu harus ditata kelola dengan lebih baik. Lalu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia [SDM], khususnya SDM IT,” tutupnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai permasalahan tersebut muncul ketika ada perubahan penggunaan teknologi. “Yang penting bagaimana permasalahan ini bisa segera diatasi,” kata Piter kepada Bisnis, Kamis (3/3/2022).
Namun, Piter menyayangkan kedua bank besar di Tanah Air ini tidak lebih awal untuk mengantisipasi permasalahan kegiatan bertransaksi perbankan melalui mobile.
“Sangat disayangkan kalau bank-bank besar tidak lebih awal mengantisipasi sejak dini permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel