800 Orang Pengungsi Gempa di Pasaman Telah Kembali ke Rumah

Bisnis.com,05 Mar 2022, 14:42 WIB
Penulis: Noli Hendra
Warga melintasi jalan yang tertutup lumpur dari luapan Sungai Batang Nango di Kampung Sawah, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Selasa (1/3/2022)./Antara-Muhammad Arif Pribadi.

Bisnis.com, PASAMAN - Sebanyak 800 orang pengungsi terdampak gempa di Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, telah kembali ke rumah.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur mengatakan warga yang telah kembali dari pengungsian itu merupakan warga yang kondisi rumahnya rusak ringan hingga ringan.

"Ada beberapa yang mengungsi ke Kabupaten Agam, dan ada juga yang tinggal di tenda pengungsian. Sekarang mereka telah kembali," katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Sabtu (5/3/2022).

Dia menjelaskan kendati 800 warga itu telah kembali ke rumah mereka, tapi sebagian besar belum bisa beristirahat di dalam rumah karena bangunan banyak yang rusak berat.

Kendati demikian, warga memilih untuk mendirikan tenda secara mandiri di sekitar rumah mereka yang rusak itu. Rumainur menilai hal seperti itu, lebih bagus, ketimbang berkumpul berdesakan di dalam tenda pengungsian.

"Tenda itu ada yang didirikan mandiri oleh warga, dan ada BPBD yang bantu," ujarnya.

Menurutnya bagi warga yang telah kembali dari pengungsian itu, akan tetap diberi bantuan. Karena mereka ada warga yang terdampak adanya bencana gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat.

Mungkin alasan mereka untuk kembali ke rumah, tidak nyaman lagi berada berdesakan di dalam tenda pengungsian, atau mungkin rindu melihat rumah, atau malah ingin bersih-bersih barang-barang di rumah.

Mereka yang sudah kembali itu, tetap dikasih bantuan, karena merupakan warga yang terdampak gempa.

Sementara untuk di Pasaman Barat, Rumainur menjelaskan hanya beberapa orang yang di tenda pengungsian yang memilih kembali ke rumah.

"Di Pasmaan Barat warga masih banyak bertahan di tenda pengungsian. Karena daerah di sana terparah terkena dampak gempa. Kalau di Pasaman itu, hanya di Malampah saja," sebutnya.

Untuk itu Rumainur menyatakan penanganan pengungsi dan penyaluran logistik adalah hal terpenting untuk dilakukan selama masa tanggap darurat yang akan berlangsung sampai 10 Maret 2022 itu. (k56).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini