Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara insurance technology (insurtech) Fuse besutan PT Fuse Teknologi Indonesia mengaku masih fokus pada misi menjadi yang terbesar di Indonesia, bahkan di kawasan Asia Tenggara.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse, Andy Yeung mengungkap bahwa hal ini seiring bukti nyata dari pengalaman platform beroperasi sebagai insurtech selama 5 tahun.
Fuse memiliki visi mempopulerkan dan meningkatkan penetrasi asuransi tak sebatas di Indonesia. Andy mengungkap pihaknya akan membawa teknologinya ke lebih banyak negara di Asia Tenggara. Pada 2021, Fuse pun mulai beroperasi di Vietnam dan akan terus berekspansi ke negara lain di tahun 2022.
"Dengan platform teknologi unik yang kami miliki, kami berada di posisi yang tepat untuk memasuki pasar asuransi potensial yang kurang terpenetrasi, dengan menghadirkan kanal-kanal distribusi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kami berharap kehadiran Fuse membuat banyak orang di Asia Tenggara semakin sadar akan pentingnya proteksi asuransi," ujar Andy dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (5/3/2022).
Sejak hadir pada 28 Februari 2017, Fuse masih terus memperkuat posisi kepemimpinannya sebagai insurtech terbesar di Indonesia. Misalnya, dari sisi pendanaan, putaran Seri B Fuse mencapai lebih dari US$50 juta atau sekitar Rp715 juta.
"Kami juga bersyukur memiliki investor seperti East Venture (Growth), SMDV, Skystar/ Saratoga, Golden Gate Ventures, eWTP Capital, GGV Capital yang memberikan pendanaan dan selalu mendukung Fuse," tambah Andy.
Adapun, dari sisi kinerja, Fuse berhasil mencetak pendapatan premi bruto (Gross Written Premium/GWP) lebih dari US$105 juta atau sekitar Rp1,5 triliun). Raihan GWP ini menggambarkan pertumbuhan lebih dari 2.000 persen jika dibandingkan dengan capaian periode 2018.
Ini mengindikasikan kemajuan platform dari awalnya berperan hanya sebagai Software As A Service (SAAS) bagi perusahaan asuransi, kini Fuse berkembang dan menjadi insurtech terdepan yang memiliki bisnis model paling komprehensif, mulai dari B2A (Business to Agent/ Broker), B2C comparison (portal pembanding asuransi Cekpremi.com) dan B2B2C (asuransi mikro dan financial institute).
"Banyak tantangan yang kami alami, tapi kami senang melihat asuransi semakin populer di Indonesia. Seperti slogan kami, Insure Your Love, semoga semua bisa melindungi orang dan aset yang dicintai melalui asuransi secara mudah," tambah Andy.
Pada periode ini, Fuse mengangkat tema Empower Insurance Partners to Excel atau 'Membantu Partner Asuransi untuk Unggul' untuk menegaskan komitmen Fuse dalam mengembangkan teknologinya dalam membantu perusahaan asuransi dan agen/partner mendistribusikan produk-produk asuransi dengan biaya yang efektif.
Langkah ini telah dimulai sejak 2017, lewat peluncuran Fuse Pro, aplikasi smartphone pertama di Indonesia yang memungkinkan agen/ broker untuk melakukan transaksi asuransi, pencairan komisi serta klaim secara instan.
Adapun, pada 2018, Fuse dipercaya menjadi insurtech pertama yang membantu Tokopedia meluncurkan asuransi perjalanan dan sekarang menjadi insurtech satu-satunya yang menyediakan beragam kebutuhan asuransi umum untuk pengguna Tokopedia.
Sementara pada 2019, kemajuan kembali dicetak Fuse sebagai insurtech pertama yang bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan seperti Maybank Finance.
Sampai akhirnya di 2021, Fuse menjadi insurtech pertama asal Indonesia yang masuk dalam daftar 100 Insurtech Terbaik Dunia 2021 yang dipublikasikan oleh Sønr bersama Ernst & Young.
"Kami bangga menciptakan banyak momen 'pertama' sebagai pengakuan atas dedikasi kami untuk berinovasi, dan komitmen untuk bekerja sama dengan beragam partner bisnis dalam ekosistem asuransi. Semua ini berkat kepercayaan dari lebih dari 40 perusahaan asuransi, lebih dari 70 ribu tenaga pemasar/partner, Tokopedia, Maybank Finance dan sebagainya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel