Pinjol Syariah Salurkan Rp1,13 Triliun di 2021, AFSI: Potensinya Berlipat Ganda

Bisnis.com,07 Mar 2022, 18:10 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) melihat platform teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) bakal memiliki peran sentral dalam lanskap industri keuangan berbasis syariah di Indonesia.

Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya mengungkap hal ini menilik kinerja para pemain sepanjang tahun lalu, serta tumbuhnya kepercayaan dari berbagai stakeholder karena semua pemain sudah merampungkan status perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Berdasarkan data AFPI [Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia], tahun lalu pinjaman tersalurkan dari para fintech P2P lending klaster syariah tumbuh dua kali lipat. Saya yakin potensi pertumbuhan di tahun ini setidaknya bisa dua kali lipat lagi, didorong semakin masifnya inisiatif kolaborasi dari masing-masing pemain," ujarnya kepada Bisnis, Senin (7/3/2022).

Tepatnya dari Rp484 miliar pada 2020 menjadi Rp1,13 triliun pada 2021 atau naik 133 persen (year-on-year/yoy). Kontribusi dari para pemain, antara lain Ammana, DanaSyariah, ALAMI, Duha, Papitupi Syariah, Qazwa, Ethis, dan platform yang memiliki produk konvensional sekaligus syariah, yaitu Investree.

Sebagai informasi, seluruh tekfin P2P lending syariah yang telah berizin OJK, otomatis masuk sebagai anggota AFPI. Ronald sendiri merupakan Direktur Utama PT Ethis Fintek Indonesia (Ethis), yang mengantongi izin P2P lending syariah OJK sejak kuartal III/2021.

AFSI sendiri merupakan perkumpulan yang mewadahi seluruh lembaga keuangan berbasis syariah termasuk bank dan berbagai jenis tekfin, akademisi, serta pakar syariah yang memiliki misi meningkatkan inklusi keuangan lewat inovasi teknologi.

"Jadi kalau dipetakan, para pemain P2P syariah itu mayoritas baru berizin di usia setahun, termasuk Ethis. Memang kalah senior dari para pemain konvensional, tapi juga mengindikasikan kalau potensi pertumbuhan kami baru mulai terlihat di tahun ini, persis seperti tren pertumbuhan pemain konvensional satu-dua tahun ke belakang," tambahnya.

Menurut Ronald, pekerjaan rumah utama yang akan dihadapi para pemain tekfin pendanaan bersama syariah pada periode ini terutama dari sisi promosi, menjaring kemitraan lebih luas, dan meningkatkan kepercayaan para stakeholder.

Terutama di tengah serangan isu negatif terkait pinjaman online (pinjol) ilegal, tekfin P2P lending syariah yang didominasi produk pendanaan produktif buat UMKM, bisa menjadi salah satu pencerah kepada masyarakat yang memiliki preferensi syariah untuk mulai mengenal industri teknologi finansial secara lebih dalam.

Masyarakat bisa percaya pada platform syariah untuk menjadi pendana (lender), karena bisa menjamin entitas peminjam (borrower) merupakan pelaku usaha yang kredibel, serta menjalankan usaha sesuai dengan prinsip syariah.

"Saya di Ethis banyak menemui calon lender yang baru tahu kalau ada P2P lending syariah. Jadi banyak yang baru mulai mencoba. Sama halnya dari sisi borrower pelaku usaha, banyak yang belum tahu, dan sampai sekarang mereka hanya mengandalkan akses keuangan dari bank syariah atau BPRS, padahal belum tentu ada produk [pinjaman produktif] yang pas. Jadi potensi untuk digarap para pemain P2P syariah sangat besar," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini