Perusahaan Amerika Ragu Tambah Investasi di China, Ada Apa?

Bisnis.com,08 Mar 2022, 12:49 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Ilustrasi - Papan nama perusahaan teknologi China, Tencent. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha Amerika Serikat mulai ragu untuk meningkatkan investasinya di China lantaran ketidakpastian peraturan, pesimistis pada akses pasar dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan hasil survei Kamar Dagang Amerika, seperti dilaporkan oleh Bloomberg pada Selasa (8/3/2022).

Sebanyak 40 persen dari 353 responden memandang bahwa lingkungan kebijakan yang merupakan faktor pendorong, cenderung pesimistis terhadap iklim bisnis China. Angka itu naik 16 persen dibandingkan tahun lalu.

Lebih dari sepertiga responden mengatakan mereka akan mengurangi investasi lantaran ketidakapastian kebijakan.

"Terkait dengan ketidakpastian kebijakan, industri dengan teknologi dan R&D tinggi yang paling terasa," ungkap Presiden AmCham China Alan Beebe.

Menurutnya, strategi sirkulasi ganda China dan seruan untuk menambah swasembada sama saja menambah investasi pada teknologi. Lingkungan kebijakan industri juga akan menempatkan perusahaan pada kerugian dari waktu ke waktu.

"[Ambiguitas] tentang kesejahteraan bersama [juga berujung pada kebingungan bagi perusahaan]," ujar Beebe.

Ketegangan antaran China dan AS memengaruhi pandangan responden tentang hubungan AS-China yang kurang cerah pada 2022. Sebanyak 24 persen responden memperkirakan hubungan akan memburuk, naik dari 19 persen.

Hal ini memperlihatkan memudarnya optimistis di antara pelaku usaha AS setelah terpilihnya Presiden AS Joe Biden seiring waktu dengan banyak kebijakan era Trump yang masih tersisa.

Sementara itu, keuntungan perusahaan Amerika sudah mulai rebound dari tahun lalu, tetapi belum sepenuhnya pulih seperti di level sebelum pandemi, menurut survei tersebut.

Optimisme tentang pertumbuhan pasar domestik dalam 2 tahun ke depan menurun dari 75 persen menjadi 64 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini