Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham beberapa bank digital dalam tren menurun. Setelah melesat pada tahun lalu, banyak harga saham bank digital anjlok cukup dalam sepanjang tahun berjalan hingga penutupan perdagangan kemarin, Senin (8/3/2022).
Hal tersebut kontras dengan harga saham emiten bank jumbo yang justru menguat sepanjang tahun berjalan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 8,13 persen sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 7 Maret 2022. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 7,09% ytd. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), masing-masing naik 14,87% ytd dan 5,12% ytd.
Sementara itu harga saham bank digital seperti PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) turun 29,02 persen ytd. Senada, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) juga mengalami penurunan harga saham, yakni -26,53 persen ytd. Kemudian, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) turun 21,01 persen ytd dan terakhir, PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) merosot 24,44 persen ytd.
Lantas apakah turunnya harga saham bank digital tersebut sejalan dengan kinerja mereka. Berikut ulasan singkatnya:
Bank QNB Indonesia (BKSW)
BKSW mencatat total aset sepanjang 2021 sebesar Rp17,7 triliun, turun 3,25 persen secara tahunan (year on year/yoy). Jumlah kredit yang disalurkan QNB Indonesia tercatat sebesar Rp9,75 triliun, turun 18,16 persen yoy.
Dari sisi penghimpunan dana, BKSW mencatat kinerja positif, atau naik 0,41 persen yoy menjadi Rp12,01 triliun. Sebanyak Rp9,25 triliun atau 77,1 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) merupakan deposito.
Sementara itu, bank melaporkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik QNB Indonesia naik 276,06 persen menjadi Rp1,57 triliun. Kerugian tersebut disebabkan beban operasional lainnya yang membengkak menjadi Rp1,83 triliun, dari periode 2020 Rp562 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel