Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mendorong Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) bersinergi dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan demi mewujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah pada 2024.
Ma’ruf mengatakan kesamaan visi antara pemerintah dan asosiasi dapat membantu banyak bidang yang menjadi indikator dari pengembangan tersebut, salah satunya bidang finansial yang meliputi asuransi syariah.
“Kemajuan ekonomi dan keuangan syariah yang kita harapkan dapat terwujud pada tahun 2024 tentunya membutuhkan segenap daya upaya secara inklusif dan partisipatif ,” kata Wapres membuka Rapat Kerja Tahunan AASI 2022, dikutip melalui laman Wapres, Rabu (9/3/2022).
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa terkait dengan industri syariah kepercayaan merupakan salah satu faktor kunci dalam perkembangannya.
“Kepercayaan yang berawal dari keterbukaan informasi dan kemudahan akses, akan mempermudah upaya peningkatan literasi masyarakat, khususnya terhadap produk dan manfaat asuransi,” tuturnya.
Menurutnya, melalui digitalisasi, transparansi dan kemudahan akses, akan makin menarik minat masyarakat terhadap produk dan manfaat asuransi syariah.
Bahkan, transparansi dan kejelasan mengenai klausul yang berlaku pada produk serta manfaat asuransi syariah tersebut akan terwujud apabila SDM sudah dibekali dengan pengetahuan yang tepat.
“Di sinilah letak peranan penting SDM profesional untuk memastikan bahwa kepercayaan menjadi fondasi dalam setiap proses bisnis perusahaan, utamanya agen-agen kompeten dan jujur dalam memberikan informasi asuransi syariah secara benar kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain dari sisi SDM yang profesional, lanjutnya, perusahaan asuransi syariah pun harus dapat mengelola dana investasi sesuai dengan hakikat asuransi jiwa syariah yang memiliki nilai tambah dan keunggulan, karena dapat mendorong prinsip tolong-menolong (ta’awun).
“Tentu ini harus pula diikuti dengan pengelolaan dana investasi yang dapat dipertanggungjawabkan, agar trust terus terjaga, tidak hanya mengejar profit, tetapi juga akuntabel dalam situasi apapun, termasuk ketika pandemi seperti saat ini,” kata. Ma’ruf
Di samping itu, Wapres menuturkan, tantangan internal yang dihadapi perusahaan asuransi syariah beragam mulai dari minimnya diferensiasi dan keunikan produk asuransi syariah dibandingkan konvensional, minimnya promosi dan eksposur asuransi syariah untuk menjangkau segmen pasar potensial, dan keterbatasan SDM profesional.
Selain itu, juga masih ada tantangan efisiensi tata kelola dan permodalan, terutama yang berkaitan dengan kewajiban pemisahan unit usaha syariah (spin off) pada tahun 2024 sebagaimana amanat UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
Sementara itu, terdapat pula faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah, seperti: rendahnya minat masyarakat yang berkorelasi dengan minimnya literasi, promosi, dan eksposur terkait asuransi syariah, ketidakpastian akibat pandemi, dan keterbukaan pasar regional, melalui ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).
Untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal tersebut, Wapres mengimbau untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin antara pemerintah, AASI, beserta seluruh pemangku kepentingan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel