Habis Pandemi Terbitlah Perang, Jokowi: Semua Negara Tambah Pusing

Bisnis.com,11 Mar 2022, 12:42 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Presiden Joko Widodo (Jokowi) - BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Situasi perekonomian dunia saat ini cukup sulit, lantaran dunia menghadapi 'serangan' yang bertubi-tubi. Belum habis pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina datang menghantui perekonomian dunia.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak mudah mengelola APBN keuangan negara dalam situasi yang luar biasa ini.

Sebelumnya, dunia dihadapkan pada disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0 membuat banyak negara kelabakan. Kemudian, pandemi yang tidak terduga datang menghantam.

"Semua negara tambah pusing. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang. Sudah bertubi-tubi. Betapa sangat sulitnya pengelolaan," kata Jokowi dalam Sidang Senat Terbuka dalam Dies Natalis ke-46 UNS di Surakarta, Jumat (11/3/2022).

Jokowi menilai masa depan global semakin penuh dengan ketidakpastian sehingga sulit untuk diprediksi.

Hal-hal yang dulunya tidak diperkirakan, kini semuanya muncul terutama di tengah perang antara Rusia dan Ukraina.

Setidaknya ada tiga hal yang disoroti Jokowi. Pertama, kelangkaan energi, dimana harga minyak sempat menyentuh US$135. Beberapa negara telah menaikkan harga jual minyak kepada warganya. Sementara Indonesia saat ini masih terus menahan untuk tidak menaikkan harga minyak.

Kedua adalah kelangkaan pangan. Ini bisa terlihat dari harga pangan yang mulai meningkat seperti gandum dan kedelai. Dengan adanya perang, harga gandum naik drastis, lantaran 20 persen gandum berasal dari Ukraina.

Ketiga, kelangkaan kontainer. Jokowi menjelaskan dalam keadaan normal, sangat mudah untuk mencari kontainer. Namun karena disrupsi, kontainer menjadi langka. Akibatnya, harga kontainer naik berlipat-lipat. Ini artinya, barang-barang logistik yang sampai ke konsumen akan terbebani sehingga menyebabkan mahalnya harga barang-barang tersebut.

Kemudian, yang terjadi adalah kenaikan inflasi. Untuk itu, Jokowi menghimbau agar berhati-hati dalam mengelola ekonomi saat ini.

"Ekonomi makronya dikelola, tapi mikronya tidak diperhatikan bisa buyar. Artinya apa, kerja sekarang ini harus kerja detail. Kalau nggak detail, nggak akan menyelesaikan masalah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini